Guru PAI SDN 55 Dara, Berikan Materi Tentang Kisah Nabi Ibrahim, A.S

Penanaman Jiwa Kolaborasi melalui Kerja Kelompok pada Materi Kisah Nabi Ibrahim, AS Seperti yang dilakukan oleh Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) SDN 55 Dara Pak Ahmad, S.Pd I dengan membina siswa-siswinya untuk melakukan refleksi dari hasil diskusi peserta didik.

Nabi Ibrahim sebagai Bapak para Nabi
Oleh sebab itu, dijelaskan juga dalam buku tersebut bahwa Nabi Ibrahim dipanggil dengan sebutan  syaikh al-anbiya  (leluhur dari para nabi) sebagaimana yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW.

Nabi Ibrahim dijuluki Bapak para Nabi dan Kekasih Allah,Mengapa?

Awalia Ramadhani -  detikHikmah
Rabu, 09 Nov 2022 14:30 WIB
Ilustrasi Nabi Ibrahim
Foto: Getty Images/iStockphoto/Muhammad Fadlan
Jakarta - 

Siapa nabi yang mendapatkan julukan bapak para nabi? Beliau adalah Nabi Ibrahim. Beliau juga memiliki gelar Khalilullah atau kekasih Allah SWT. Seperti dalam firman Allah dalam surat An Nisa ayat 125 berikut,

?????? ???????? ??????? ???????? ???????? ???????? ??????? ?????? ???????? ??????????? ??????? ???????????? ????????? ??????????? ??????? ???????????? ?????????

Artinya: "Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang dengan ikhlas berserah diri kepada Allah, sedang dia mengerjakan kebaikan, dan mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah telah memilih Ibrahim menjadi kesayangan(-Nya.)"

Nabi Ibrahim sebagai Bapak para Nabi

Mengutip buku Ibrahim: Bapak para Nabi dan Kekasih Allah, oleh Prof. Dr. Ali Muhammad Ash-Shallabi, Nabi Ibrahim merupakan Rasul Ulul Azmi yang semasa hidupnya menghadapi perlawanan, siksaan, dan penolakan dari kaumnya. Nabi Ibrahim juga adalah leluhur dan bapak dari para nabi karena dia merupakan seorang pemimpin dakwah kenabian dalam dunia manusia seluruhnya.

Allah SWT juga menjadikan Nabi Ibrahim sebagai bapak ketiga bagi dunia (setelah Nabi Adam dan Nabi Nuh) Allah berfirman dalam surat Al Hajj ayat 78,

??????? ?????????? ?????????????

Artinya: "...(Ikutilah) agama nenek moyangmu Ibrahim..."

Oleh sebab itu, dijelaskan juga dalam buku tersebut bahwa Nabi Ibrahim dipanggil dengan sebutan syaikh al-anbiya (leluhur dari para nabi) sebagaimana yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW.

Dari Nabi Ibrahim kemudian lahir para nabi secara berturut-turut. Semua nabi dari Bani Israil, merupakan keturunannya karena mereka merupakan anak-anak dari Ya'qub bin Ishaq, Ishaq sendiri adalah putra dari Nabi Ibrahim.

Dari Nabi Ibrahim kemudian bercabang keturunan kenabian hingga penutup para Rasul, lantaran beliau merupakan keturunan Ismail. Rasulullah SAW merupakan representasi dari jawaban Allah terhadap doa Nabi Ibrahim, agar mengutus bangsa Arab seorang Rasul dari golongan mereka sendiri.

Allah berfirman dalam surat Al Ankabut ayat 27

??????????? ????? ???????? ???????????? ??????????? ???? ???????????? ???????????? ??????????? ???????????? ???????? ??? ?????????? ?????????? ??? ??????????? ?????? ?????????????

Artinya: "Dan Kami anugerahkan kepada Ibrahim, Ishak dan Yakub, dan Kami jadikan kenabian dan kitab kepada keturunannya, dan Kami berikan kepadanya balasannya di dunia; dan sesungguhnya dia di akhirat, termasuk orang yang saleh."

Julukan Khalilullah (Kekasih Allah) pada Nabi Ibrahim

Selain mendapat julukan bapak para nabi, Nabi Ibrahim juga memiliki julukan sebagai kekasih Allah. Prof. Dr. Ali Muhammad Ash-Shallabi menuliskan dalam bukunya bahwa Nabi Ibrahim merupakan seorang hamba yang selalu berbuat baik, dan juga memenuhi janji Allah. Sehingga Allah berikan kepadanya kemuliaan yang pantas. Dia adalah imam dan seorang teladan bagi manusia, sebagaimana Allah mengistimewakan keturunannya dengan kenabian.

Dalam buku Nashaihul 'Ibad: Menjadi Santun dan Bijak oleh Muhammad Nawawi bin 'Umar Al-Jawi, Nabi Ibrahim pernah ditanya:

"Wahai Ibrahim, apa yang membuat Allah menjadikanmu orang kesayangan-Nya?" Kemudian dia menjawab, "karena tiga perkara, yaitu:

1. Aku selalu mengutamakan perintah Allah di atas perintah selain Allah

2. Aku tidak pernah mengkhawatirkan sesuatu (rizki) yang urusannya telah ditanggung oleh Allah

3. Aku tidak senang makan, baik pada sore hari atau pagi hari kecuali bersama dengan tamu."

Itulah alasan mengapa Nabi Ibrahim