TINDAK LANJUTI ASPIRASI PETANI DAN PENGUSAHA JAGUNG, PJ WALIKOTA PANTAU LANGSUNG BEBERAPA OFTAKER, JANJIKAN GRATISKAN KALIBRASI ALAT




Dalam rangka menemui kendala dan memastikan serapan komoditas jagung di Kota Bima, Pj. Wali Kota Bima, Ir. H. Mohammad Rum, MT didampingi Kepala Dinas (Kadis) Ketahanan Pangan, Kadis Pertanian, Kadis Kominfotik, Kabag Ekonomi, Dinas Koperindag, Camat Mpunda, Lurah Sambinae, Sekretaris TPPID dan pejabat lingkup Kota Bima lainnya serta Perum Bulog Cabang Bima melakukan pemeriksaan mendadak ( Sidak) atau pemantauan langsung di beberapa offtaker Perusahaan/gudang jagung di Kota Bima, Senin, 13 Mei 2024.


“Kami turun langsung untuk menyampaikan keluhan petani dan perusahaan jagung yang ada di Kota Bima. Sehingga dapat mendengar dan melihat kondisi nyata pada perusahaan jagung ini. Apa sebenernya kendalanya, agar dapat memahaminya dengan tepat,” ujar Aji Rum sapaan akrab Pj Wali kota Bima di Gudang Sambinae Kecamatan Mpunda Kota Bima.


Menurut Aji Rum, ada keluhan Petani tentang lamanya waktu antrean, harga beli perusahaan dan yang paling banyak menyangkut alat tester kadar air (KA) diperusahaan. Sehingga berinisiatif melakukan pemantauan langsung dua gudang yang ada di Kota sebagai sampling.

Bahkan pada kesempatan tersebut Aji Rum langsung memerintahkan jajarannya untuk melakukan perbandingan hasil ukur tester KA antara milik Perum Bulog dengan milik Perusahaan Gudang.


“Ternyata memang ada selisih hasil pengukuran. Oleh karena itu, kami meminta kepada seluruh perusahaan jagung yang ada di Kota Bima untuk segera melakukan kalibrasi/tera di Dinas Koperindag Kota Bima. Tidak ada Biaya, kami gratiskan,” tegas pria yang dikenal religius ini.


Aji Rum menjelaskan meskipun ternyata alat tester Perusahaan jagung tersebut telah dilakukan kalibrasi/tera di daerah lain. Namun bisa terjadi masalah saat pengiriman dan akibat lamanya pemakian alat. Sehingga harus dikalibrasi ulang. Adapaun tujuan Pembebasan biaya kalibrasi menurutnya sebagai bentuk nyata keberpihakan dan kemudahan kepada masyarakat.


“Kita ingin menjaga agar tidak ada warga Kota Bima yang dirugikan. Baik itu pihak petani maupun pihak Pengusaha sama-sama untung. Kalau testernya lebih rendah dari standar, maka Pengusaha yang rugi. Tapi kalau hasilnya lebih tinggi, otomatis petani yang dirugikan. Biar lebih berkah perdagangan kita,” terangnya.

Hal itu disambut antusias oleh Pemilik Gudang Sambinae, Budi. Karena selama ini memikirkan pun ingin melakukan kalinbrasi alat-alatnya, namun terkendala belum tahu tempat dan prosedur.


“Terima kasih banyak Pak Wali, kami memang selama ini tidak paham jalurnya. Sehingga belum melakukan kalibrasi ulang. Kami akan segera melaksanakan proses Pak Walikot,” tanggap Budi.


Sementara itu pihak pengusaha Gudang Ni'u Kelurahan Dara, mengeluhkan penuhnya gudang-gudang mereka, sehingga sebagian gudang terpaksa ditutup, karena tidak ada tempat untuk menampung jagung lagi.


“Kami terpaksa menutup gudang dan tidak melakukan pembelian, akibatnya gudang penuh. Disebabkan belum bisa menjual jagung ke jawa, karena rendahnya harga pembelian jagung di jawa. Saat ini pembelian harga perusahaan di Jawa berkisar Rp.4.600-Rp.4.800,” ujar Pemilik Gudang Ni'u, Fery yang biasa disapa Babah Hui.


Menyikapi hal tersebut Pj. Wali kota bima berencana melakukan rakor bersama antara pemangku kepentingan terkait, baik itu petani, supplayer/Vendor maupun pengusaha Jagung, sehingga dapat dirumuskan bersama langkah-langkah terbaik yang menguntungkan semua pihak.


“Dan sebagai bahan laporan kami kepada Pemerintah Pusat. Karena terkait harga ini sebenernya domain pemerintah pusat. Kewajiban kami melakukan pemantaun dan penindakan sesuai kewenangan,” tandas HM. Rum.


(***)