Dahsyatnya Sholawat Asyghil Dibaca Selesai Sholat

-Di kalangan warga NU (Nahdliyin), shalawat asyghil merupakan salah satu shalawat yang kerap dilantunkan sebagai puji-pujian di mushala, masjid maupun majelis taklim.

Shalawat asyghil kembali menjadi perhatian banyak orang saat dilantunkan oleh 4 vokalis cilik pada puncak resepsi 1 abad Nahdlatul Ulama di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Selasa (7/2/2023) lalu.

Shalawat yang diciptakan oleh Imam Ja’far Ash-Shadiq ini berhasil menyihir jutaan pemirsa yang menyaksikan puncak resepsi 1 abad NU. Suara merdu dari 4 vokalis cilik beserta paduan suara dari UIN Sunan Ampel Surabaya makin menciptakan harmoni saat diiringi orkestra yang dipimpin maestro legendaris Indonesia, Addie MS.

Menurut Rektor Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum Peterongan, Jombang, Jawa Timur, Prof Ahmad Zahro, Imam Ja’far ash-Shadiq secara nasab merupakan cucu dari Rasulullah saw. Jalur nasabnya yaitu Jafar bin Muhammad bin Ali Zainal Abidin bin Husain bin Ali Al-Murtadlo.

“Shalawat asyghil berasal dari Ja’far ash-Shadiq (wafat 138 H). Beliau hidup di akhir masa Dinasti Umayyah dan awal era Abbasiyah yang penuh intrik dan konflik politik,” jelas Ahmad Zahro dikutip NU Online dari Azahro Official, Ahad (12/2/2023).

Dalam Jurnal Studi Hadis Nusantara (2022) halaman 134-148, Nurjaman, Deden, Lukman Zain, dan Ahmad Faqih Hasyim menjelaskan bahwa Imam Ja’far ash-Shadiq rutin membaca shalawat asyghil dengan jamaahnya saat melakukan doa qunut subuh.

Shalawat itu muncul salah satunya ketika ahlul bayt atau keturunan Nabi Muhammad saw mengalami persekusi oleh Bani Umayyah, terutama di masa kepemimpinan Yazid bin Muawiyyah. Lalu Ja’far Ash-Shadiq membuat shalawat asyghil. Dia berdoa agar orang-orang zalim itu ribut sesama mereka sendiri.

Pembacaan shalawat asyghil juga tersambung kepada salah satu wali besar al-Habib bin Umar al-Hinduan Ba’alawy. Shalawat asyghil sering dibacakan di Hadramaut daurah Masyayikh Yaman hingga sekarang.

Sebab itu, shalawat asyghil juga dikenal dengan sebutan shalawat Habib Ahmad bin Umar al-Hinduan Ba’alawy (wafat 1122 H). Sebab, shalawat ini tercantum dalam kitab kumpulan shalawat beliau, yakni al-Kawakib al-Mudhi’ah fi Dzikr al-Shalah Ala Khair al-Bariyyah.

Dikutip dari tesis Sierly Ulya Maulida berjudul KH. Ali Manshur: Biografi dan Penggagas Sholawat Badar (UIN Sunan Ampel Surabaya, 2022) menjelaskan bahwa pada zaman penjajahan Belanda, banyak ulama yang membaca shalawat, salah satunya shalawat asyghil, lafal shalawat asyhgil dengan jelas menunjukkan fungsinya untuk membentengi diri dari luar dan dalam.

Di kalangan ulama pesantren, tokoh yang dikenal memiliki sanad shalawat asyghil yaitu Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo KH M. Anwar Mansur. KH Anwar Manshur memperoleh ijazah shalawat asyghil dari KH Abdul Abbas Buntet Cirebon