Pawang Buaya WANITA PERTAMA DI INDONESIA
Profesi pawang hewan tentunya bukanlah hal yang mudah. Diperlukan skill dan keberanian yang tinggi. Seperti Sutirah yang menjadi pawang hewan wanita pertama di Indonesia.
Sutirah, seorang perempuan kelahiran Bandung 1863 yang sejak kecil memang memiliki keahilan khusus dalam berinteraksi dengan hewan yang ada di sekitar tempat tinggalnya.
Bahkan ketika remaja, Sutirah mulai dipercayakan oleh masyarakat untuk membantu segala urusan yang berkenaan dengan ternak mereka.
Mulai dari menaklukkan kerbau maupun sapi yang mengamuk, bahkan menaklukkan biawak, ular maupun buaya yang merangsek masuk kampung.
Sekilas seperti tak ada rasa takut, Sutirah begitu santai saat menonton dengan salah satu hewan yang banyak ditakuti itu.
Suatu hari, berkat keahliannya ia dipanggil ke sebuah Perkebunan di Jawa_Barat. Sutirah ditugaskan untuk diperbantukan menghalau macan tutul yang sering mengganggu para pemetik teh di perkebunan itu.
Sutirah pun berhasil menghalau hewan buas itu, hingga akhirnya Sutirah bekerja di Dierenbescherming Agentschappen (lembaga pengawasan hewan bentukan kolonial).
Sutirah sempat pula bekerja dengan Carl Wilhelm Weber, peneliti berkebangsaan Belanda kelahiran Jerman. Weber meneliti persebaran fauna di Indonesia.
Sutirah pun berkolaborasi dengan Weber, ia berkesempatan menjelajah ke berbagai pelosok Tanah Air mulai dari Lombok, Sulawesi hingga Kepulauan Tanimbar untuk mengklasifikasi hewan vertebrata.
Kisah Sutirah tentunya sangat menginspirasi banyak pawang hewan perempuan di indonesia. Ia membuktikan emansipasi perempuan memang ada, bahwa perempuan mampu melakukan banyak hal sama seperti yang dilakukan laki-laki.
Sampai kini buaya darat takluk dengan wanita Sunda khususnya bandung.
(***)