Kisah Wafatnya Pangeran Kejaksan, Dan Sejarah Mula-Mula Dibangunya Plangon
Diceritakan, Pangeran Kejaksan tengah memeriksa laporan tentang adanya seorang penjahat yang mengamuk di Waringin Pitu. Penjahat itu dikisahkan mengamuk dengan membabi buta menggunakan senjata tajam.
Dalam upaya membunuh penjahat tersebut, rupanya pangeran Kejaksan ikut terlibat didalamnya, tapi malang, dalam pergerumulan meringkus penjahat itu, rupanya senjata yang digunakan penjahat mengenai sang Pangeran. Beliaupun kemudian wafat dalam peristiwa itu.
Mendengar kabar hilangnya Pangeran Kejaksan dalam peristiwa penangkapan Penajahat. Sunan Gunung Jati dan Sunan Kalijaga segera datang ke waringin pitu untuk menyempurnakan jenazahnya. Dan sebagai bentuk penghormatan atas jasa-jasa sang Pangeran yang Syahid dalam menjalankan tugas.
Sunan Gunung Jati kemudian memakamkannya di tempat khusus, tempat pemakaman tersebut kemudian dinamakan Palangon, atau Pelangon. Kini Pelangon menjadi obyek wisata sejarah terkenal di Cirebon, letaknya diperbukitan jauh dari Kota Kerajaan Cirebon.
Setelah wafatnya Pangeran Kejaksan, Jabatan pemengang amanat hukum tertinggi di Cirebon dialihkan kepada Syekh Maghribi. Sementara Pelaksana hukuman, termasuk pelaksanaan hukuman Picis di limpahkan kepada seseorang yang bernama Janapuri.
(***)