Istri Bre Wirabhumi yang Berjuluk Si Gendut
Bre Wirabhumi adalah Raja Majapahit Timur yang wafat dipancung dalam peristiwa puncak perang Paregreg. Raja yang bertahta di Pamotan tersebut tercatat berpermaisurikan Naghara Wardhani, merupakan putri dari pasangan Wijaya Rajasa dan Rajadewi, meski begitu ada satu lagi istri Bre Wirabhumi yang eksistensinya tercatat dalam sejarah, ia merupakan adik musuhnya sendiri, yang berjuluk “Si Gendut”.
Musuh Bre Wirabhumi tidak lain adalah Wikramawardana, Raja Majapahit pengganti mertuanya Prabu Hayam Wuruk. Konflik antara Bre Wirabhumi dan Wikramawardana dimulai selepas mangkatnya Hayam Wuruk.
Bre Wirabhumi merasa lebih pantas menjadi Raja Majapahit dibandingkan Wikramawardana, karena ia merupakan anak laki-laki Hayam Wuruk meski lahir dari seorang selir, sedangkan Wikramawardana hanya seorang menantu. Bre Wirabhumi sebetulnya tidak keberatan jika yang menjadi penguasa Majapahit adalah adiknya sendiri Kusumawardani, bukan suaminya.
Prabu Hayam Wuruk sepanjang hidupnya hanya menghasilkan anak perempuan dari Permaisurinya, yaitu Kusumawardani. Sementara dari selirnya ia memperoleh anak laki-laki yang dikenal dengan nama Bre Wirabhumi, sejak kecil Bre Wihirabhumi diasuh oleh Penguasa Majapahit Timur, hal tersebut dilakukan sebagai upaya mewujudkan kekerabatan dengan Majapahit Barat.
Wirabhumi diasuh oleh Rajadewi dan Wijaya Rajasa yang kala itu menjabat sebagai penguasa Majapahit Timur, setelah besar Bhre Wirabhumi dinakahkan oleh orang tua angkatnya dengan putri Naghara Wardhani, barulah setelah menikah Bre Wirhabumi diangkat menjadi Raja di Majapahit Timur. Bre Wirabhumi berpikir jika ia menjadi Raja Majapahit Barat, harapannya Majapahit bersatu dalam bingkai satu negara yang utuh.
Pada mulanya antara Bre Wirabhumi dan Wikramawardana berhubungan baik, keduanya sama-sama kerabat kerajaan Majapahit. Wikramawardana lahir dari Rahim Bre Lasem yaitu salah satu adik perempuan Prabu Hayam Wuruk yang berkuasa di Lasem. Selain itu Bre Wirabhumi juga dinikahkan dengan adik Wikramawardana yang berjuluk “Si Gendut” itu.
Menurut Pararaton, sebagaimana yang dikutip oleh Muljana (2012:21), bahwa adik perempuan Wikramawardana yang dinikahi Wirabhumi dikenal pula dengan nama “Bre Lasem” sebagaimana ibunya. Sementara julukan yang disandangnya adalah “A-Lemu” atau Si Gendut.
Tidak dijelaskan mengapa dijuluki “A-Lemu” apakah sebuah umpatan penulis Pararaton atau memang bentuk fisik dari putri tersebut memang betul-betul gendut/gemuk.
Konflik Bre Wirabhumi dan Wikramawardana
Ketidaksukaan Bre Wirabhumi atas dirajakannya Wikramawardana, tidak hanya menunjukan dengan sikap diam, melainkan dengan mengobarkan permusuhan, Bre Wirabhumi memupuk kekuatan dan dukungan negara-negara tetangga untuk melengserkan Wikramawardana dari takhta.
Tindakan seperti itu, rupanya tidak membuat Wikramawardana gentar, ia juga menyiapkan segala pesiapan untuk melakukan peperangan dengan Wirabhumi, peperangan diantara dua kerajaan merdeka seperti yang dikabarkan dalam laporan Kekaisaan China Dinasti Ming itu dalam sejarah yang dikenal dengan nama “Paregreg” atau Perang Kerabat/Saudara .
Perang Paregrek memakan waktu yang lama, terjadi selama 2 hingga 3 tahun, kedua belah pihak adakalanya menang ada kalanya kalah, akan tetapi pada perang penentuan, Wikramawardana rupanya memperoleh kemenangan, sementara Bre Wirabhumi akhirnya dipancung selepas menyaksikan usai istananya dapat direbut musuh.
Sejarah Cirebon
(***)