KUSUMA WARDANI MAHARANI KELIMA YANG MENGUKIR SEJARAH DI MAJAPAHIT
Assalamu Alaikum wr wb.
Kusumawardhani adalah putri mahkota sekaligus Bhre Kebalan dari Kerajaan Majapahit pada masa pemerintahan Maharaja Hayam Wuruk. Setelah wafatnya Hayam Wuruk pada tahun 1389, ia naik takhta menjadi Maharani Majapahit kelima, didampingi oleh suami yang juga sepupunya, Wikramawardhana. Pemerintahan Kusumawardhani berlangsung hingga tahun 1400 sebelum ia wafat dan takhta dilanjutkan oleh Wikramawardhana sebagai Maharaja keenam.
Sayangnya, pemerintahan mereka tidak lepas dari konflik. Karena Kusumawardhani tidak memiliki keturunan, Bre Wirabhumi, putra Hayam Wuruk dari selir, merasa lebih berhak atas takhta. Ketegangan ini memicu Perang Paregreg pada tahun 1404, pertempuran besar antara Majapahit Barat yang dipimpin Wikramawardhana dan Majapahit Timur yang dikendalikan Bre Wirabhumi. Dalam perang ini, Bre Wirabhumi kalah, ditangkap, dan dieksekusi.
Meski menang, Perang Paregreg membawa dampak besar bagi Majapahit. Konflik ini mencakup perekonomian kerajaan, permusuhan terhadap stabilitas politik, dan mendorong beberapa bawahan kerajaan untuk memisahkan diri. Selain itu, sekitar 170 utusan Kaisar Tiongkok yang berada di Blambangan juga menjadi korban, membuat Majapahit harus membayar kompensasi ke Tiongkok.
Dalam kitab Nagarakretagama yang ditulis tahun 1365, tercatat bahwa Kusumawardhani dan Wikramawardhana telah menikah meskipun Hayam Wuruk masih muda. Perjodohan ini tampaknya telah direncanakan sejak dini untuk menjaga stabilitas politik kerajaan. Namun, hal ini justru menciptakan ketegangan, terutama karena Wikramawardhana memberikan gelar Bhre Lasem kepada Kusumawardhani yang masih disandang oleh Nagarawardhani, istri Bre Wirabhumi.
Kusumawardhani meninggal pada tahun 1400 dan diperingati melalui pendirian candi di Laksmipura, Pabangan. Wikramawardhana melanjutkan pemerintahan hingga tahun 1429, namun jejak konflik dan dampak Perang Paregreg masih terasa di sisa masa kejayaan Majapahit.
(***)