KERIS EMPU GANDRING DALAM SEJARAH SINGOSARI
Assalamu Alaikum wr wb.
Enam Korban Keris empu Gandring
Siapa yang tak kenal dengan kisah keris Empu Gandring..?
Keris ini di kutuk pembuatnya yaitu "Empu Gandring" , akan membawa malapetaka.
Keris pencabut maut ini di kisahkan dalam kitab Pararaton
atau Katuturanira Ken Anrok (gubahan tahun 1478 dan tahun 1486 tanpa di sebutkan penggubahnya).
Di luar mitos soal magis keris Mpu Gandring... Kisah ini menggambarkan kesuksesan berdarah yang mengiringi perjalanan kerajaan Singasari yang di dirikan Ken Arok.
Berawal dari kisah,
Ken Arok terpesona oleh Ken Dedes, istri Tunggul Ametung.
Menurut pendeta Lohgawe... Siapa yang berhasil memperistri Ken Dedes akan menjadi raja besar. Ken Arok pun bertekad membunuh Tunggul Ametung.
.
Ayah angkat Ken Arok, Bango Samparan menyarankan agar Ken Arok memesan keris kepada kawan karibnya, Empu Gandring sang pembuat keris yang ampuh di Lulumbang.
Maka datanglah Ken Arok menemui Empu Gandring.
Ken Arok meminta kerisnya selesai dalam waktu lima bulan. Sedangkan Empu Gandring membutuhkan waktu setahun.
Lima bulan kemudian, Ken Arok kembali ke Lulumbang dan menemui Empu Gandring yang sedang menggerinda keris pesanannya.
Karena belum selesai Empu Gandring menolak memberikan keris itu. Ken Arok pun merebut keris itu dan menikam Empu Gandring.
.
Sebelum mati Empu Gandring mengutuk bahwa “Ken Arok dan tujuh turunannya akan mati oleh keris itu”.
Merasa bersalah Ken Arok berjanji kalau cita-citanya menjadi raja terwujud dia akan menunjukkan rasa terima kasihnya kepada keturunan Empu Gandring.
1. Tunggul Ametung:
Di Tumapel, Ken Arok berkawan dengan Kebo Ijo yang di kasihi Tunggul Ametung.
Kecerdasannya Ken Arok membuat Kebo Ijo tertarik dengan keris berukir kayu cangkring yang dibawanya.
Ken Arok meminjamkannya dan Kebo Ijo suka memamerkan keris itu sehingga setiap orang Tumapel mengetahui Kebo Ijo memiliki keris itu.
Pada suatu malam, Ken Arok mengambil keris itu tanpa sepengetahuan Kebo Ijo.
Ken Arok menikam Tunggul Ametung yang tertidur dan meninggalkan keris itu tertancap di dadanya.
2. Kebo ijo:
Warga Tumapel..., yang pernah melihat Kebo Ijo memamerkan keris itu, serta merta menuduhnya sebagai pembunuh Tunggul Ametung.
Mereka mengeroyok dan membunuh Kebo Ijo dengan keris itu.
Ken Arok bebas dari tuduhan, akan tetapi tidak terbebas dari kutukan Empu Gandring.
Kebo Randi yang masih kecil menangisi kematian ayahnya Kebo Ijo. Merasa terharu, Ken Arok menjadikan Kebo Randi sebagai
pekatik (abdi).
Ken Arok akhirnya berhasil memperistri Ken Dedes. Tidak ada orang Tumapel yang berani menggugat, bahkan keluarga Tunggul Ametung pun diam dan tidak berani mengatakan apa-apa.
Ramalan pendeta Lohgawe terbukti. Ken Arok berhasil mengalahkan Raja Kediri “Dandang gendis alias Kertajaya”.
Ken Arok mendirikan Kerajaan Singasari pada tahun 1222.
3. Ken Arok:
Waktu di nikahi Ken Arok, Ken Dedes sedang hamil tiga bulan mengadung anak dari Tunggu Ametung.
Ketika anak itu lahir di beri nama Anusopati. Sedangkan Ken Arok dan Ken Dedes memperoleh tiga putra dan satu putri:
Mahisa Wunga Teleng..Panji Saprang...
Agni Bhaya...
Dan Dewi Rimbu.
Dari pernikahannya dengan Ken Umang.. Ken Arok mempunyai tiga putra dan seorang putri :
Panji Tohjaya...
Panji Sudatu...
Tuan Wregola...
Dan Dewi Rambi.
Ken Dedes merahasiakan kematian suami Tunggul Ametung. Namun, ketika Anusopati sudah agak besar dia bertanya kepada ibunya, mengapa Sang Amurwabhumi (Ken Arok) memperlakukannya berbeda di ikatan saudara-saudaranya yang lain.
Dia juga bertanya kenapa bukan dirinya yang lebih tua, tapi Mahisa Wunga Teleng yang di nobatkan sebagai raja Kediri.
Ken Dedes akhirnya mengungkap rahasia bahwa Anusapati hanyalah anak tiri, dan ayah kandung (Tunggul Ametung) mati di bunuh Ken Arok.
Anusapati pun meminta keris Mpu Gandring yang di pegang Ken Dedes.
Anusopati menyuruh Ki Pengalasan dari desa Batil untuk menghabisi Ken Arok.
Suruhannya itu berhasil membunuh Ken Arok yang sedang makan di waktu senja pada tahun 1247 –versi Negara kertagama menyebut tahun 1227.
4. Ki Pengalasan:
Setelah menyelesaikan misinya Ki Pengalasan segera melapor.
Anusopati memberikan hadiah namun karena takut Ki Pengalasan menceritakan siapa yang menyuruhnya membunuh Ken Arok..., Anusopati kemudian menghabisinya.
5. Anusapati:
Sepeninggal Ken Arok, Anusopati di nobatkan sebagai raja Singasari.
Namun dia selalu waspada, bilik tempat tidurnya di kelilingi selokan. Halamannya di jaga ketat orang-orang kepercayaannya.
Panji Tohjaya anak Ken Arok dari Ken Umang, mengetahui bahwa Ki Pengalasan hanyalah suruhan Anusopati untuk membunuh ayahnya.
Dia bersiasat dengan cara mengajak Anusopati meyabung ayam. Tohjaya berhasil meminjam keris Empu Gandring dari Anusopati dan menukarnya dengan keris lain.
Anusopati terlalu asyik menikmati sabung ayam dan Tohjaya yang tak menyia-nyiakan kesempatan itu kemudian menancapkan keris Empu Gandring ke dada Anusopati.
Tiba-tiba Anusopati terbunuh pada tahun 1249 versi berbeda di tulis Negara kertagama yang menyebut Anusopati mati wajar.
Tohjaya kemudian naik tahta.
6. Tohjaya:
.
Kendati bukan mati karena keris Empu Gandring, kematian Tohjaya patut di catat sebagai rangkaian dari kisah ini.
Tohjaya berkuasa dengan selimuti ketakutan. Kecurigaan tersebut terutama ditunjukkan kepada Rangga Wuni anak Anusopati.
Rangga Wuni memendam dendam atas kematian ayahnya. Bersekutu dengan Mahisa Campaka, anak Mahisa Wunga Teleng yang tak terima tahta kerajaan Kediri di ambil Tohjaya. Rangga Wuni melakukan pemberontakan.
Mereka menyerang istana. Tohjaya melarikan diri namun karena luka-luka dalam pertempuran, dalam pengungsi itu Tohjaya meninggal dunia.
Rangga Wuni menaiki takhta kerajaan Singasari dengan gelar Sri Jaya Wisnu Wardhana.
Mahisa Cempaka juga ikut memerintah dengan gelar Narasimhamurti.
Mereka mengadakan pemerintahan bersama dengan menyatukan Kerajaan Singasari dan Kediri. Negara kertagama mengibaratkan Wisnu dan Indra.
Kutukan keris Empu Gandring pun hilang. Suksesi pertumpahan darah antara keturunan Ken Arok dan Tunggul Ametung pun akhirnya berakhir...
Semoga kita bisa mengambil hikmahnya dari kisah ini.
(***)