Dongeng legenda dari Kalimantan Barat Asal Usul Burung Ruai
Cerita Asal Usul Burung Ruai merupakan salah satu kisah menarik yang diterbitkan oleh warisan budaya kemdikbud pada tahun 2011.
Cerita rakyat tentang asal usul Burung Ruai sangat terkenal di kalangan masyarakat Melayu yang ada di Kecamatan Teluk Keramat, Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat. Dongeng ini telah menjadi bagian dari budaya daerah tersebut dan diabadikan melalui lagu-lagu rakyat yang berkembang di wilayah tersebut.
Kisah ini dimulai dengan sosok seorang raja yang bijaksana dan memiliki tujuh orang putri yang cantik. Di antara puteri ketujuh, Si Bungsu adalah yang paling cantik dan memiliki budi pekerti yang baik serta taat pada orang tua. Keenam kakak Si Bungsu memiliki budi pekerti yang buruk, sering iri hati, membantah orang tua, dan malas bekerja.
Karena kebaikan dan kejujuran Si Bungsu, sang ayah sangat menyayangi dan menyayangi puteri bungsu tersebut, sementara keenam kakaknya merasa iri dan marah. Suatu hari, sang raja harus meninggalkan kerajaan dan menyerahkan kekuasaan kepada Si Bungsu. Hal ini memicu rencana jahat keenam kakaknya untuk mencelakai Si Bungsu dengan meninggalkannya di dalam gua batu.
Terperangkap dalam gua selama tujuh hari tujuh malam, Si Bungsu menangis dan meratapi nasibnya. Namun, bantuan tiba dalam bentuk seorang kakek tua yang sakti. Si Kakek memberikan pertolongan kepada Si Bungsu dan mengubahnya menjadi burung yang indah dengan bulu-bulu yang menakjubkan. Si Bungsu kemudian diubah menjadi seekor burung yang diberi nama Burung Ruai.
Si Kakek memberikan tugas pada Burung Ruai untuk mengerami telur-telur yang dihasilkan dari air mata Si Bungsu. Telur-telur tersebut kemudian menetas menjadi burung-burung baru, dan Burung Ruai menjadi teman bagi mereka. Keberadaan burung-burung Ruai kemudian beterbangan hingga ke istana kerajaan.
Setelah peristiwa itu, gua tempat Si Bungsu diubah menjadi burung yang dinamakan Gunung Ruai. Cerita ini berisi pesan tentang kebaikan hati, kejujuran, dan akibat buruk dari iri hati dan kejahatan. Burung Ruai menjadi simbol keindahan, kebaikan, dan harapan di kalangan masyarakat setempat.
(***)