Cara Mengelola Profil Pelajar Pancasila dalam Kurikulum Merdeka

Profil pelajar Pancasila adalah profil lulusan yang bertujuan untuk menunjukkan karakter dan kompetensi yang diharapkan diraih dan menguatkan nilai-nilai luhur Pancasila peserta didik dan para pemangku kepentingan.

Sebab sebagai ujung tombak kemajuan dan pembangunan bangsa, generasi muda perlu dibekali dengan karakter-karakter yang baik.

Mengutip situs ditpsd.kemdikbud.go.id, pelajar Pancasila memiliki enam ciri utama, yakni beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.

Maka dari itu, untuk mengimplementasikannya, dibentuklah proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.

Nah, mengetahui cara mengelola profil pelajar Pancasila sendiri dapat membantu mencapai tujuan untuk melahirkan generasi muda dengan karakter sesuai nilai-nilai Pancasila.

Lantas bagaimana cara mengelola profil pelajar Pncasila agar projek ini bisa berjalan lancar?

Mengutip dari Mengutip Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila oleh Kemdikbudristek, berikut cara mengelola profil pelajar Pncasila agar projek berjalan lancar.

Cara Mengelola Profil Pelajar Pancasila

Mengawali kegiatan projek

Tujuannya adalah membuat peserta didik terlibat dalam kegiatan belajar sejak awal projek digulirkan Sebagai fasilitator pembelajaran, pendidik dapat memulai pelaksanaan projek dengan mengajak peserta didik melihat situasi nyata yang terjadi di dalam kehidupan sehari-hari (menghadirkan situasi nyata di kelas).

Mengawali kegiatan projek dengan realitas faktual dalam keseharian dapat memancing perhatian dan keterlibatan peserta didik sejak pertama kali projek digulirkan.

Adapun strategi mengawali kegiatan projek adalah:

  • Mulai dengan pertanyaan pemantik

Pertanyaan pemantik dalam kegiatan projek adalah pertanyaan yang dapat memancing ketertarikan dan rasa ingin tahu peserta didik.

Pertanyaan ini mendorong peserta didik untuk melakukan eksplorasi lebih lanjut atau melakukan proses inkuiri untuk menjawabnya.

Oleh karenanya, pertanyaan ini harus berjenis pertanyaan terbuka (open-ended question) yang jawabannya tidak tersedia di dalam buku atau internet.

  • Mulai dengan permasalahan autentik

Permasalahan autentik adalah permasalahan nyata yang dialami oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.

Pendidik dapat menyajikan permasalahan tersebut ke dalam kelas melalui paparan informasi dari berbagai media, mengundang narasumber, atau mengajak peserta didik langsung mengamatinya di lapangan.

Mengoptimalkan pelaksanaan projek

Tujuannya adalah untuk membantu peserta didik terlibat secara optimal sepanjang kegiatan projek berlangsung.

Dalam pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, peserta didik, pendidik, dan satuan pendidikan harus sama-sama memiliki ruang dan kesempatan yang cukup untuk mengembangkan diri sesuai dengan semangat merdeka belajar.

Hal ini menjadi prasyarat bagi upaya pengembangan  projek yang berkelanjutan. Adapun strategi dalam mengoptimalkan pelaksaan projek adalah sebagai berikut.

  • Mendorong keterlibatan belajar peserta didik

Kunci dari implementasi kegiatan projek adalah keterlibatan belajar peserta didik (student engagement) dalam proses pembelajaran.

Oleh karena itu, pendidik sebagai fasilitator pembelajaran perlu terus berkreasi untuk meningkatkan partisipasi belajar seluruh peserta didik dalam serangkaian kegiatan yang sedang dilaksanakan.

Beberapa hal dapat diupayakan pendidik untuk mendorong partisipasi peserta didik yang mengarah pada peningkatan keterlibatan mereka dalam proses pembelajaran.

  • Menyediakan ruang dan kesempatan untuk berkembang

Satuan pendidikan perlu melihat bahwa setiap upaya yang dilakukan dalam pelaksanaan projek adalah proses belajar yang memerlukan waktu panjang untuk mencapai keberhasilan.

Peserta didik, pendidik, dan bahkan satuan pendidikan dapat berkembang secara bertahap sesuai dengan tahapan belajarnya.

Untuk mengoptimalkan hal tersebut, setiap pihak harus dapat saling mengomunikasikan pendapatnya dan memberikan umpan balik yang berkesinambungan dalam sebuah dialog yang reflektif.

Dalam konteks tersebut, pemberian ruang dan kesempatan harus dilengkapi dengan dukungan agar setiap individu dapat memberikan suara dan menentukan pilihan bagi setiap tantangan yang dihadapinya.

  • Membudayakan nilai kerja yang positif

Budaya yang positif di satuan pendidikan mewujud dalam sikap pembelajar pada aktivitas sehari-hari.

Ketika misalnya terdapat pandangan bahwa melakukan kesalahan yang tidak disengaja bukanlah sesuatu hal yang buruk, maka peserta didik tentu saja tidak akan segan untuk bisa selalu mencoba.

Sebagai bentuk dari sebuah nilai, kemampuan yang diharapkan muncul dalam diri setiap pembelajar tidak dihadirkan sebagai sebuah instruksi, namun sebagai sebuah pembiasaan yang rutin dilakukan dalam keseharian.

Membudayakan nilai bukanlah sebuah upaya yang bisa dilakukan secara instan, sehingga diperlukan konsistensi dan komitmen untuk dapat membangunnya secara berkelanjutan.

Menutup rangkaian kegiatan projek

Tujuannya adalah untuk mengakhiri projek dengan kegiatan yang optimal. Kegiatan projek yang sudah berjalan melalui berbagai rangkaian aktivitas perlu diakhiri dengan sesuatu yang tidak kalah bermakna.

Dalam hal ini setidaknya terdapat dua kegiatan yang dapat diupayakan pendidik sebagai fasilitator pembelajaran untuk mendorong peserta didik menggenapkan beragam hal yang telah dipelajarinya, yakni merancang perayaan belajar dan melakukan refleksi tindak lanjut. (***)