Saigo Takamori, Samurai Terakhir Di Zaman Samurai Jepang


Saigo Takamori adalah sosok samurai yang sangat di puja dan agung, beliau adalah salah seorang tiga pahlawan Restorasi Meiji yang menumbangkan Keshogunan Tokugawa.

Saigo Takamori lahir di Kajiya-cho, Kagoshima-Joka, Domain Satsuma, 7 Februari 1827, dan meninggal pada tanggal 24 September 1877 di Yamashita-cho, Kagoshima-Fuka, Prefektur Kagoshima, pada usia 50 tahun. 

Karier Takamori dimulai dari samurai kelas rendah di Domain Satsuma. Prestasinya membuat Shimazu Nariakira yaitu harapan memberikannya kenaikan pangkat.

Kariernya menanjak sejak membela pihak istana dalam Pemberontakan Hamaguri 1964. Ia membantu terbentuknya sekutu Satcho dan kembalinya kekuasan ke tangan kaisar.

Takamori menjadi salah satu pemimpin dalam Perang Boshin. Berkat hasil negosiasi Takamori dengan Katsu Kaishu, Istana Edo dapat diterima dengan damai.

Kariernya terus menanjak hingga menjadi jenderal angkatan darat kepala penjaga istana (konoe totoku).

Dalam hidupnya Takamori terlibat perang saudara, perang ini adalah perang saudara terbesar di Jepang dan juga merupakan pemberontakan yang dilakukan Takamori. Pemberontakan Satsuma disebabkan oleh adanya perubahan sistem pada pemerintahan, yang menyebabkan kekecewaan para samurai. Restorasi Meiji ingin menghapus segala bentuk samurai dan atributnya.

Pada bulan Januari 1877, pasukan Angkatan Laut Jepang bergerak untuk menguasai kota Kagoshima, sebuah kota utama milik klan samurai dari Satsuma. Tentara ini disambut serangan oleh Takamori dan anak buahnya. Pasukan Takamori menggunakan senjata api untuk melawan pasukan AL Jepang, namun mereka masih menggunakan taktik militer lama.

Pasukan Takamori memakai meriam dan senjata api, Saat stok senjata mereka habis, saat itulah mereka memakai katana dan panah.

Pasukan Saigo Takamori terdiri dari 25 ribu hingga 40 ribu prajurit. Namun, para samurai kalah jumlah dibandingkan dengan prajurit pemerintah. Pertempuran berlangsung selama enam minggu, Saigo Takamori hanya memiliki 300-400 prajurit yang tersisa. Pada pertempuran terakhir, yaitu pertempuran Shir?yama, Takamori mengalami luka berat. Saat dia hampir menangkap pasukan pemerintah, Takamori melakukan seppuku pada 24 September 1877. Peperangan ini merupakan akhir dari era samurai di Jepang.

Sepuluh tahun kemudian, kekaisaran Jepang meminta maaf atas peristiwa tersebut dan memberikan gelar kemuliaan kepada Saigo Takamori sebagai samurai terakhir. Saigo Takamori tewas dengan menjaga kehormatan samurai.



(***)