''Misteri kampung yang hilang diGunung Lawu''

Jejak Masa Lampau,

''Misteri kampung yang hilang diGunung Lawu ''

Misteri kehidupan kuno di lembah cemoro wayang Gunung Lawu


Salah satu yang diyakini masyarakat sekitar lereng Gunung Lawu, adannya kehidupan kuno yaitu sebuah Kampung yang dahulunya bernama Kampung Dandang

Gunung Lawu merupakan salah satu Gunung yang diyakini masih menyimpan sejuta misteri tak terungkap di tanah Jawa ini.

Gunung yang masuk kedalam 7 Summits of Java ini diyakini nuansa mistiknya masih begitu kental. Salah satunya misteri kehidupan kuno di lereng Gunung yang memisahkan dua provinsi, Jawa Tengah dan Jawa Timur ini.

Salah satu yang diyakini masyarakat sekitar lereng Gunung Lawu, adannya kehidupan kuno yaitu sebuah Kampung yang dahulunya bernama Kampung Dandang.

Kampung Dandang sendiri, berada diketinggian 1500 dpl. Untuk menuju ke kampung itu, medan yang dilalui cukup terjal.

Apalagi, dengan mengungsinya seluruh warga didesa itu, jalan setapak yang dahulu ada, kini sudah tertutup rumput ilalang yang cukup tinggi.

Menurut Beluk,salah satu tokoh masyarakat, Kampung Dandang diyakini berada di salah satu perbukitan dilereng Gunung Lawu.

Tepatnya di sebuah lembah yang dikenal lembah Cemoro Wayang. Atau tepatnya diatas Sekipan, namun letaknya masih kalah tinggi dengan Desa Gondosuli.

"Kampung ini bukan kampung purba. Tapi sebuah perkampungan kuno,,"papar Beluk

Menurut Beluk,kampung Dandang ini bukan salah satu perkampungan di lereng Gunung Lawu yang diyakini hilang secara misterius.

Kampung Dandang,ungkap Beluk, sama seperti desa saat ini. Dulunya kampung ini juga banyak dihuni masyarakat di sekitar lereng Gunung Lawu.

Mata pencarian utama warga kampung itupun sama, yaitu pertanian. Letak Kampung Dandang itu sendiri kalau saat ini, tepatnya berada tepat di atas Sekipan.

Namun, bencana besar merubah segalanya. Masyarakat di Kampung Dandang takut dan sepakat meninggalkan kampung Dandang, setelah bencana besar berupa banjir dan longsoran tanah menerjang perkampungan itu.

"Dulu kampung itu juga seperti kampung-kampung lainnya dilereng Gunung Lawu juga dihuni.Tapi, bencana besar yang menerjang kampung mereka, membuat warga sepakat meninggalkan kampung mereka,"jelasnya.

Beluk tak tahu pasti, apakah saat bencana besar menimpa kampung itu, ada korban atau tidak. Namun yang pasti, kampung itu kosong, karena ditinggal seluruh wargannya.

Karena ditinggalkan oleh warganya, kampung itupun menjadi kampung tak bertuan. Dan lama kelamaan, kampung itupun hilang.

Tak banyak yang tahu tentang keberadaan kampung Dandang. Kecuali masyarakat Tawangmangu itu sendiri yang tahu cerita tentang keberadaan kampung Dandang itu.

Namun, untuk membuktikan bila kampung itu pernah ada, di lokasi itu masih bisa ditemukan bekas-bekas seperti petak areal persawahan, pemukim, sumur, pagar rumah dan perabotan rumah tangga, hingga saat ini pun masih bisa ditemukan.

"Kalau diijelajahi kesana (Kampung Dandang) masih bisa menemukan bukti kalau kampung itu pernah ada. Kayak petak kebun, sawah rumah pagar itu masih ada,"terangnya.

Menurut Beluk, dinamakan lembah Cemoro Wayang itu dikarenakan dilokasi itu ada sebuah pohon Cemara. Dimana, pohon Cemara itu letaknya berada di punggung Gunung Mitis.

Kendati sudah tak dihuni lagi, ungkap Beluk, namun pohon buah yang diyakini pernah ditanam warga di kampung itu sebelum bencana besar menimpa kampung mereka, banyak ditemukan buah-buahan.

Tapi anehnya, buah-buahan ini bisa berubah bila dibawa keluar dari lokasi tersebut. Anehnya, bila buah-buahan itu dibawa keluar dari daerah lembah Cemoro Wayang, berubah menjadi batu.

"Misal, pisang dibawa keluar dari lembah akan berubah jadi batu. Begitu pula buah-buahan lain, berubah jadi batu kalau dibawa keluar dari daerah itu. Tapi kalau dimakan disitu, tidak akan berubah, anehnya disitu,"terangnya.

Keanehan lainnya, ungkap Beluk, meski sudah tidak dihuni lagi, warga yang tinggal dibawah lembah Cemara wayang ini, masih sering mendengar adannya suara-suara seperti orang tengah beraktivitas. Seperti suara orang tengah membajak sawah, bau masakan dan aktivitas lainnya.

"Tapi hanya suara-suara saja yang kadang terdengar. Waktu didatangi, tak ada siapa-siapa disana,"pungkasnya .


Desa yang hilang dikawasan Candi Sukuh


Menurut Pak Po, yang dikenal sebagai pengamat gunung Lawu menceritakan bahwa di wilayah gunung Lawu tepatnya di sekitar puncak Lawu menurut cerita turun temurun dari para sesepuh di sekitar gunung Lawu pernah ada perkampungan di dikawasan sebelum  puncak Lawu.

Jika desa tersebut hilang karena erupsi gunung Lawu pastinya ditemukan tulang belulang di kawasan tersebut. Letak desa tersebut konon berada di seputaran kawasan Cemoro Pogog.

Penduduk sekitar percaya ada bekas peradaban sebuah desa yang letaknya di atas candi Sukuh atau tepatnya di kawasan Cemoro Pogog. Namun desa tersebut kemudian hilang dari peradaban dunia.

Hanya menyisakan bentuk beberapa peralatan dapur seperti tungku tempayan batu, padasan, sumber mata air dan beberapa sisa peradaban yang menunjukkan pernah ada kehidupan di lokasi tersebut.

"Tapi itu tidak kita temukan sama sekali. Cuma sisa-sisa gerabah. Ya mbuh kegondhol nyang ndi ya ra weruh. Dimensinya kan sudah lain," paparnya lebih lanjut.

Dikawasan Cemoro Pogog dulunya pernah terlihat sebuah sleret (sinar) arahnya naik ke atas berwarna biru. Terakhir terlihat di era Soekarno sempat terlihat dua kali sampai tiga kali. Warga meyakini desa itu menghilang tak berbekas karena ada faktor lain.

"Letaknya di atas Sukuh,di seputaran candi kuno (Cemoro Pogog). Semua penduduk hilang, hanya ditemukan  bekas perkampungan dan juga gerabah seperti lumpang, peralatan dapur yang berceceran dan sebagian tertimbun tanah," ucap Pak Po.

Ditelisik dari ceceran gerabah yang ditemukan,sepertinya biasa digunakan pada abad pertengahan atau bahkan mungkin di jaman batu. Tidak ditemukan bukti sisa kerangka manusia.Saat menemukan bentuk seperti kuburan kuno,saat digali juga tidak ditemukan  kerangka.

"Uniknya lagi, kuburan kuno tersebut membujurnya justru ke arah timur. Dan panjangnya kebanyakan lebih dari dua meter," lanjutnya.

Namun Pak Po tidak berani menggali lebih dalam lagi meski wilayah tersebut belum masuk dalam situs cagar budaya. Namun ada kearifan lokal yang harus dipatuhi, meski sebenarnya tidak ada aturan tertulisnya. Karena banyak penemuan situs kuno nan misterius  di lereng gunung Lawu.

"Dan hal itu  bisa membuka tabir  misteri terkait  peradapan pertama yang ada di sekitar gunung Lawu. Bahkan adanya kepercayaan Jawa bahwa peradapan pertama berasal dari Gunung lawu benar adanya," tutupnya..

Madep,mantep sowan ing ngarsaning Gusti.

#Bismillah

#RomoBambang


Artikel diambil dari : teraswisata.com