Kakek baik hati

KAKI DULU, BARU MULUT
Duluu waktu belum tahu ilmunya, saya pernah memanggil Qairina yang sedang bermain di rumah tetangga depan rumah dengan cara berteriak-teriak dari pintu depan. Beberapa kali saya menemukannya dia gak pulang-pulang. Bahkan panggilan menjawab saya pun tidak.
Mendengar dan melihat apa yang saya lakukan, suami saya menegur.
"Bukan begitu cara memanggil anak biar pulang dari bermainnya, mamah."
Lalu dia menyontohkan sendiri bagaimana seharusnya saya memanggil Qairina yang lagi asyik main dan membujuknya pulang untuk makan siang.
Yang suami saya lakukan adalah keluar rumah menuju ke rumah tetangga. Lalu dia tiba-tiba dan ikut bermain sejenak dengan anak-anak. Setelah dirasa cukup, dia mengajak Qairina pulang dengan ajakan yang menyenangkan sambil berpamitan pada teman-teman utamanya. Ajaib! Qairina nurut diajak pulang.
Setelah Qairina makan dan lalu tidur, suami menasihati. Katanya memanggil dengan cara berteriak-teriak itu tidak sopan, juga tidak efektif.
Belakangan saya baru menyadari bahwa di keluarga suami memang hampir tidak pernah terdengar orangtua berteriak ke anaknya. Kalo mau memanggil, mamah mertua selalu mendekati anaknya dulu, baru mengutarakan apa yang ingin dikatakan.
Saya juga baru menyadari cara suami berkomunikasi. Dia pun hampir tidak pernah berteriak saat memanggil saya. Dia selalu mendekati saya dulu, baru meminta tolong atau mengatakan sesuatu.
Semoga bermanfaat..
(***)