mengubah udara menjadi hidrogen

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menanggapi soal Nikuba karya Aryanto yang diklaim mampu mengubah udara menjadi hidrogen sebagai bahan bakar untuk kendaraan bermotor. BRIN menilai Nikuba bukan alat yang bisa menggantikan konsumsi BBM pada sebuah kendaraan bermotor.


“Itu adalah HHO atau brown-gas yang digunakan untuk baking, bukan pengganti BBM ya, tapi bisa untuk efisiensi BBM sekitar 3-20 persen,” tutur Eniya Listiani Dewi, profesor riset BRIN, saat dihubungi detikJabar, Senin 


Menurutnya, proses elektrolisis dari Nikuba bukanlah proses elektrolisis murni yang mampu menghasilkan hidrogen. Nikuba buatan Aryanto, Eniya menjelaskan, hanya menghasilkan reaksi kimia dari baja tahan karat.


"Bukan proses elektrolisa murni menghasilkan gas hidrogen. Alat semacam reaksi kimia tersebut, yang menggunakan stainless steel sebagai elektroda dan sebagai elektrolit adalah NaOH (soda) atau KOH atau NaCl, yang paling banyak dipakai adalah NaOH," tuturnya.


Meski sepeda motor tersemat Nikuba, Eniya menegaskan, kendaraan masih tetap menggunakan atau membutuhkan BBM. “Kalau prediksi kita kan dimasukkan ke ruang pembakaran dan menyempurnakan piston di sepeda motor itu. Dari situ intinya BBM tetap dipakai, jadi bukan pengganti BBM.Tetapi dia menyempurnakan pembakaran di ruang bakarnya, nah itu yang bisa saya jelaskan soal temuan itu,” ujar Eniya.


#kajian

#pakar

#udara

#bahanbqkqBadan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menanggapi soal Nikuba karya Aryanto yang diklaim mampu mengubah udara menjadi hidrogen sebagai bahan bakar untuk kendaraan bermotor. BRIN menilai Nikuba bukan alat yang bisa menggantikan konsumsi BBM pada sebuah kendaraan bermotor.


“Itu adalah HHO atau brown-gas yang digunakan untuk baking, bukan pengganti BBM ya, tapi bisa untuk efisiensi BBM sekitar 3-20 persen,” tutur Eniya Listiani Dewi, profesor riset BRIN, saat dihubungi detikJabar, Senin (9/5).


Menurutnya, proses elektrolisis dari Nikuba bukanlah proses elektrolisis murni yang mampu menghasilkan hidrogen. Nikuba buatan Aryanto, Eniya menjelaskan, hanya menghasilkan reaksi kimia dari baja tahan karat.


"Bukan proses elektrolisa murni menghasilkan gas hidrogen. Alat semacam reaksi kimia tersebut, yang menggunakan stainless steel sebagai elektroda dan sebagai elektrolit adalah NaOH (soda) atau KOH atau NaCl, yang paling banyak dipakai adalah NaOH," tuturnya.


Meski sepeda motor tersemat Nikuba, Eniya menegaskan, kendaraan masih tetap menggunakan atau membutuhkan BBM. “Kalau prediksi kita kan dimasukkan ke ruang pembakaran dan menyempurnakan piston di sepeda motor itu. Dari situ intinya BBM tetap dipakai, jadi bukan pengganti BBM.Tetapi dia menyempurnakan pembakaran di ruang bakarnya, nah itu yang bisa saya jelaskan soal temuan itu,” ujar Eniya.


(***)