Berhentinya Perang Rusia Vs Cechnya



Semenjak runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991, banyak daerah bekas negara Komunis itu terpecah-pecah menjadi beberapa negara merdeka, salah satunya Negara Federasi Rusia, selain itu, di dalam Negara Rusia sendiri ada beberapa wilayah (Negara Bagian) yang mencoba memerdekakan diri dari Federasi Rusia salah satunya Cechnya. 


Antara pejuang Cechnya dan Rusia pernah berperang sengit sehingga mengakibatkan wilayah Cechnya porak-poranda, namun selepas Ahmad Kadyrof, pejuang sekaligus Mufti Negara Cechnya membalikkan memihak Rusia terjadi perdamaian antara Rusia dan Cechnya. 


KRONOLOGI 


Sebagai negara pewaris kejayaan Uni Soviet, Rusia mencoba bangkit dari keterpurukan, sementara disisi lain, bekas wilayah-wilayah Uni Soviet yang dizaman Uni Soviet merasa tertindas melakukan pemberontakan, dengan tujuan merdeka dari Rusia. 


Meskipun Rusia telah berjanji bahwa idiologi komunis tidak lagi digunakan dalam Federasi Rusia dan menjamin kemajuan bersama di satu negara, orang-orang Cechnya lebih memilih mengangkat senjata.


Upaya pemberontakan yang dilakukan oleh orang Cechnya ini akhirnya ditanggapi dengan keras oleh pemerintah Pusat Rusia, mereka mengirimkan tentara ke Cechnya untuk menyerbu Cechnya sehingga terjadilah pertempuran antara keduanya pada Tahun 1994 hingga 1996. 


Kehancuran Rusia akibat perang saudara, membuat senang pihak barat, bahkan negara-negara Anggota NATO secara diam-diam memanfaatkan keadaan itu, untuk meningkatkan kondisi Rusia, negara bekas UNI Soviet yang dahulu menjadi musuh utama Blok Barat. 


NATO selain mengirimkan senjata kepada para pejuang Cechnya, juga menyebarkan isu agama, dimana dalam isu itu disebarkan bahwa orang-orang Komunis Rusia melakukan pembatian pada orang-orang Cechnya yang mayoritasnya beragama Islam. 


Isu agama yang dilancarkan oleh Barat ini berhasil mengumpulkan Mujahidin dari Timur tengah, khususnya penganut Sekte Wahabi dari Saudi dan sekitarnya, mereka berbondong-bondong menjadi Mujahidin membantu para pejuang Cechnya menghadapi Rusia. 


Lama kelamaan, Mujahidin Wahabi ketika berada di Cechnya justru menghancurkan perjuangan para Pejuang Cechnya. Mereka susah diatur dan cenderung hanya patuh pada pimpinanya saja tidak ada persatuan dengan Pejuang Cechnya asli. Orang-orang Wahabi dengan pandangan yang suka mengkafirkan sesama muslim itu bahkan akhirnya terlibat pertempuran dengan para pejuang Muslim Cechnya yang Ahlu Sunah Waljamaah. 


Bantuan barat di Cechnya akhirnya disadari oleh Mufti dan sekaligus salah satu pemimpin penjuang yang bernama Ahmad Kadyrof sebagai upaya menghancurkan dan mengadu domba antara orang-orang dari etnis Rusia dan Cechnya. Ia menyadari bahwa selama Wahabi sebagai antek NATO akan ada di barisan perjuangan rakyat Cechnya, maka selama itu pula Cechnya tidak akan mendapatkan kemerdekaan yang haqiqi, yaitu bebas menjalankan Syraiat Islam dan mensejahterakan rakyat.


Ahmad Kadyrof, yang kebetulan juga memiliki para pengikut dari kalangan pejuang Cechnya yang banyak akhirnya berbalik arah dan mendukung Rusia berperang Para Pejuang Cechnya yang kala itu sudah didominasi oleh kaum Wahabi dan ditunggangi NATO. 


Bersama pihak Rusia, akhirnya Ahmad Kadyrof berhasil menumpas dan membersihkan para Mujahidin Wahabi dari tanah Cechnya, mulai detik itulah Cechnya memanjang-angsur menjadi wilayah damai dan mendapatkan otonomi luas dari Federasi Rusia, daiantaranya bebas menjalankan syariat Islam.


(***)