CERITA DONGENG INDONESIA CINDERELLA
Di sebuah kerajaan yang damai, hiduplah seorang gadis cantik bernama Cinderella. Ia tinggal bersama ayahnya yang sangat mencintainya. Namun, setelah kematian ibunya, ayahnya menikah lagi dengan seorang wanita yang terlihat ramah, namun memiliki hati yang dingin. Wanita itu membawa serta dua putri yang manja, Anastasia dan Drizella.
Sayangnya, kebahagiaan Cinderella tak bertahan lama. Ketika ayahnya meninggal, ibu tirinya menunjukkan sifat aslinya. Ia memaksa Cinderella menjadi pelayan di rumahnya sendiri. Setiap hari, Cinderella harus membersihkan rumah, mencuci pakaian, memasak, dan melayani ibu tiri serta saudara-saudara tirinya. Meski diperlakukan dengan kejam, Cinderella tetap berpura-pura baik dan penuh harapan.
Suatu hari, istana kerajaan mengumumkan bahwa akan diadakan pesta dansa besar untuk mencari pasangan bagi sang pangeran. Semua gadis diundang untuk menghadiri acara tersebut. Saudara-saudara tiri Cinderella sangat bersemangat, begitu juga ibu. Namun, ketika Cinderella meminta izin untuk pergi, ibu tirinya meminta permintaan itu.
“Pergi ke pesta? Dengan pakaian kumal seperti itu? Tidak ada yang mau melihatmu!” kata ibu tirinya.
Tetapi Cinderella tetap mencobanya. Ia menemukan gaun lama milik ibunya dan menghiasnya dengan pernak-pernik yang ia temukan di rumah. Sayangnya, ketika saudara tirinya melihatnya memakai gaun itu, mereka merobeknya hingga hancur. Dengan hati yang hancur, Cinderella hanya bisa menangis di taman belakang rumah.
Tiba-tiba, muncullah peri ibu baptis. “Kenapa kamu menangis, anakku?” tanya sang peri. Cinderella menceritakan segalanya, dan peri itu tersenyum penuh kasih.
“Jangan khawatir. Aku akan menyukainya,” katanya sambil mengangkat tongkat sihirnya. Dalam sekejap, labu berubah menjadi kereta kencana berkilauan, tikus menjadi kuda putih, kadal menjadi pelayan, dan pakaian Cinderella berubah menjadi gaun indah lengkap dengan sepatu kaca yang berkilau.
“Pergilah ke pesta dan bersenang-senang, tapi ingat, sihir ini hanya berlaku sampai tengah malam,” kata peri itu. Cinderella terima kasih dan berangkat ke istana dengan penuh semangat.
Ketika Cinderella tiba di pesta, semua mata tertuju padanya. Kecantikannya memukau semua orang, termasuk sang pangeran. Tanpa ragu, sang pangeran mengajaknya berdansa. Mereka berbicara, tertawa, dan menikmati malam itu bersama. Cinderella merasa seolah-olah semua penderitaannya telah hilang.
Namun, lonceng jam mulai berdentang menandakan tengah malam. Cinderella panik dan berlari meninggalkan istana sebelum sihirnya menghilang. Dalam pengungsinya, salah satu sepatu kacanya terlepas di tangga istana.
Keesokan harinya, sang pangeran memerintahkan prajuritnya mencari pemilik sepatu kaca itu. Mereka pergi dari rumah ke rumah untuk bertemu sepatu tersebut. Banyak gadis yang mencoba, tetapi tidak ada yang cocok.
Ketika tiba di rumah Cinderella, ibu tirinya mencoba menyembunyikannya. Namun, Cinderella berhasil keluar dari kamar lotengnya dengan bantuan teman-temannya, para burung dan tikus. Ketika ia mencoba sepatu kaca itu, ukurannya pas sempurna!
Pangeran segera mengenalinya dan meminta untuk menjadi istrinya. Cinderella kembali ke istana, dan mereka menikah dengan penuh kebahagiaan. Sementara itu, ibu tiri dan saudara tirinya dihukum atas semua perlakuan buruk mereka.
Cinderella hidup bahagia selamanya bersama pangeran, tapi ia tetap rendah hati dan baik hati kepada semua orang.
---
Pesan moral?:
1. Kebaikan Hati Akan Selalu Dibalas
Jika kita tetap baik hati meskipun diperlakukan buruk, pada akhirnya kebaikan itu akan membawa kebahagiaan.
2. Jangan Menilai Orang dari Penampilannya
Apa yang ada di dalam hati lebih penting daripada penampilan di luar.
3. Jangan Pernah Berhenti Bermimpi
Meskipun hidup sulit, tetaplah percaya bahwa harapan dan mimpi bisa menjadi kenyataan.
4. Kejahatan Tidak Akan Berakhir Baik
Perbuatan jahat, seperti iri hati dan keegoisan, hanya membawa kesusahan bagi diri sendiri.
5. Bantulah Makhluk Lain, Maka Mereka Akan Membantu Kita
Kebaikan kecil yang kita berikan kepada orang lain atau makhluk lain akan kembali kepada kita di saat kita gemetar.
(***)