Trunojoyo Pemberontak Adal Madura Hingga Menduduki Keraton

Trunojoyo adalah sosok orang Madura yang melakukan pemberontakan, bahkan Pemberontakannya cukup merepotkan karena berhasil menduduki Keraton dan memaksa Raja Mataram kala itu (Amangkurat I) melarikan diri dan akhirnya wafat dalam pengungsi (Wafat di Tegal).
Sebagai Putra Mahkota, Amangkurat II, kemudian berusaha membangkitkan harkat martabat orang Jawa yang kala itu sedang dicengkeram oleh kekuatan asing yang ingin menghancurkan, yaitu gabungan para pemberontak yang dikomandoi dan didanai oleh orang-orang Madura, Makkasar dan Sunda (Cirebon & Banten).
Cara Amangkurat II dalam menghadapi aliansi bangsa asing yang ingin menduduki tahta Jawa itu adalah dengan cara bersekutu dengan VOC. Persekutuan ini hasilnya memuaskan, sebab meskipun Mataram pada akhirnya menyerahkan ketidakseimbangan beberapa daerah kepada VOC namun pada akhirnya menjadi Raja atas tanah Jawa adalah orang Jawa itu sendiri, bukan orang Madura, Makkasar ataupun Sunda.
Bahwa andai saja Trunojoyo memenangkan pertempuran hingga akhir, maka kemungkinan besar ia akan menjadi Raja di Jawa. Namun karena ia berhasil dikalahkan dan kemudian ditangkap, maka rencana tersebut gagal.
Dalam catatan kolonial, setelah ditangkap oleh VOC, sebetulnya Trunojoyo akan diamnfaatkan oleh VOC, maka selepas ditangkap ia diperlakukan tidak diubahnya seperti Raja oleh VOC, meskipun begitu, hal ini rupanya dapat dibaca oleh Amangkurat II, sehingga ia kemudian buru-buru membunuh Trunojoyo dengan tangan sendiri.
Trunojoyo wafat saat melakukan kunjungan seremonial ke kediaman bangsawan di sebuah desa bernama Payak, Jawa Timur, pada tanggal 2 Januari 1680. Ia ditusuk oleh Amangkurat II dengan tangan dan kerisnya sendiri.
(***)