“Petilasan Ki Ageng Mangir Wanabaya: Jejak Sejarah di Tanah Perdikan Mangir”

Terletak di Padukuhan Mangir Tengah, Kalurahan Sendangsari, Kapanewon Pajangan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Petilasan Ki Ageng Mangir Wanabaya adalah situs cagar budaya yang menyimpan cerita panjang tentang perlawanan, cinta, dan pengecualian. Situs ini menjadi Saksi bisu perjuangan Ki Ageng Mangir III, atau Bagus Wanabaya, dalam mempertahankan tanah perdikan Mangir dari hegemoni Kesultanan Mataram Islam.
Legenda Ki Ageng Mangir : Pemimpin Sakti Tanah Perdikan
Ki Ageng Mangir adalah sosok pemimpin berwibawa dengan senjata sakti, Tombak Baru Klinting. Di masanya, wilayah Mangir merupakan tanah perdikan, kawasan mandiri yang bebas pajak, yang enggan tunduk pada kekuasaan Panembahan Senopati, pendiri Kesultanan Mataram Islam.
Namun, strategi jitu diciptakan oleh Ki Juru Martani, penasihat Panembahan Senopati, untuk menaklukkan Mangir. Rencana itu melibatkan Raden Ajeng Pembayun, putri Panembahan Senopati, yang menyamar sebagai pengamen di wilayah Mangir. Sang pemimpin Mangir jatuh hati pada Pembayun, dan mereka pun menikah.
Setelah terungkap bahwa Pembayun adalah putri Panembahan Senopati, pasangan tersebut sepakat untuk menghadap ke Mataram. Di sana, tragedi terjadi. Saat Ki Ageng Mangir bersujud kepada mertuanya, Panembahan Senopati memukul kepalanya ke Watu Gilang, batu singgasana kerajaan. Sang pemimpin Mangir dibunuh dan dimakamkan dengan setengah jasad di dalam kompleks Makam Raja-Raja Mataram di Kotagede dan setengah lainnya di luar Makam, melambangkan sikap sebagai pemberontak sekaligus menantu raja.
Petisi yang Sarat Makna
Petilasan Ki Ageng Mangir bukan hanya tempat bersejarah, tetapi juga kawasan yang memiliki nilai budaya dan spiritual. Di daerah ini terdapat Watu Gilang, yang diyakini sebagai singgasana tempat Ki Ageng Mangir mengalami akhir tragisnya. Ada juga struktur candi dari batu-batu alami yang mengingatkan pengunjung pada kejayaan masa lalu.
Dikelilingi oleh pepohonan rindang, suasana petilasan ini begitu asri, memancarkan ketenangan khas pedesaan. Tempat ini juga menjadi destinasi bagi umat Hindu yang datang untuk beribadah.
Destinasi Wisata Bersejarah dan Spiritual
Berjarak sekitar satu jam perjalanan dari pusat kota Yogyakarta, Petilasan Ki Ageng Mangir menawarkan pengalaman yang berbeda dari hiruk-pikuk perkotaan. Sejak tahun 1900-an, tempat ini menjadi daya tarik wisata, meski sempat kurang terawat. Berkat dedikasi Mbah Bali, pengelola lokal, kawasan ini kini menjadi destinasi yang diminati wisatawan domestik maupun mancanegara.
Dengan udara segar dari pepohonan rindang dan suasana yang tenang, pengunjung sering menjadikan tempat ini wisatawan sempurna dari kepenatan. Apalagi hampir semua Presiden Republik Indonesia tercatat pernah singgah di sini selama masa jabatan mereka.
Petilasan Ki Ageng Mangir bukan hanya saksi sejarah, tetapi juga ruang refleksi dan penghormatan atas perjuangan dan identitas bangsa. Tempat ini mengingatkan kita akan pentingnya melestarikan budaya, sejarah, dan warisan leluhur.
(**")