Sri Sultan Hamengku Buwånå IX

Pada Selasa Wagé, 29 Rajab Tahun Wawu 1921 Jawa bertepatan 7 Maret 1989, Kanjeng Gusti Pangeran Haryå Mangkubumi, putra lelaki tertua Al-marhum Sri Sultan Hamengku Buwånå IX ( wafat pada Oktober 1988) tepat pada pukul 09.25 dibacakan 'undhang' pertama yang dikeluarkan Kawêdanan Agung Sri Wandåwå, oleh Raden Mas Dinu Satåmå, menandai penandaannya sebagai Adipati Anom, putra mahkota pewaris takhta kassultanan, dengan gelar :


“Kanjêng Gusti Pangeran Haryå Adipati Anom Hamangku Nagårå Sudibyå Råjåputrå Narendrå Mataram”. 


Dua puluh menit kemudian, dibacakan 'undhang' kedua menandai dinobatkannya Adipati Anom Hamangku Nagårå sebagai sultan ke X bergelar :


“Ngarså Dalêm Sampéyan Dalêm Ingkang Sinuwun Kangjêng Sultan Hamangku Buwånå Senapati ing Ngalågå Ngabdurakhman Sayidin Panåtågåmå Kalifatullah Ingkang Jumeneng Kaping X ing Ngayogyakarta Hadiningrat” 


dan sesuai tradisi penobatan raja-raja Yogyakarta (sejak HB VII) disematkan Bintang Segi Delapan (Bintang Pusaka) oleh Pangeran Sepuh, KGPH Purubaya, kakak mendiang Sultan HB IX (raja sebelumnya).


Terlahir pada tahun 1946 dengan nama Bendara Raden Mas Herjuno Darpito dari istri kedua Sultan HB IX : Raden Ayu Siti Kustina (Raden Ayu Adipati Anom) atau Kanjeng Raden Ayu Widyaningrum binti Raden Wedana Purwawinata, buyut HB III. Pada tahun 1974 ia diwisuda ayahandanya dengan nama Kanjeng Gusti Pangeran Harya Mangkubumi. 


Menikah pada tahun 1971 dengan Tatiek Drajad Suprihastuti binti Raden Subanadigda Sastrapranata, kemudian bergelar Bendara Raden Ayu Mangkubumi dan setelah ia menjadi permaisuri/garwa padmi, namanya bergelar Gusti Kanjeng Ratu Hemas.


Sultan HB X mempunyai 5 putri :


GKR Mangkubumi/GKR Pembayun/GRAj Nurmalitasari 

GKR Condrokirono/GRAj Nurmagupita 

GKR Maduretno/GRAj Nurkamnari Dewi 

GKR Hayu/GRAj Nurabra Juwita dan 

GKR Bendara/GRAj Nurastuti Wijareni) 


dan 4 cucu laki-laki serta 2 cucu perempuan.


Mangayubagya Jumenengan Dalem Kaping 36.


(***)