PANGLIMA JAWA MENDIRIKAN KERAJAAN DI TANAH BATAK

Indrawarman adalah salah satu Panglima Tentara Singasari dalam Ekspedisi Pamalayu di Sumatra. Namanya tercatat dalam cerita Batak Simalungun tentang Jaka Dolog (Kertanegara) dari Singasari.
Ketika Kebo Anabrang kembali ke Jawa, ia tidak membawa semua pasukan, tetapi meninggalkan sebagian di bawah pimpinan Indrawarman untuk menjaga keamanan Sumatera. Indrawarman dipercayakan untuk menjaga daerah ekspedisi Pamalayu di muara Sungai Asahan.
Pada saat Singasari Runtuh, pada tahun 1293, ia menolak kekuasaan Majapahit yang Dipasang Raden Wijaya sebagai kelanjutan dari Singhasari. Sehingga Indrawarman kabur dan membangun Kerajaan Silo di pedalaman Simalungun.
Pendirian Kerajaan Silo oleh Indrawarman dan pasukan asal Jawa dibantu oleh marga Siregar/Silo yang datang dari Lottung (Lontung), Samosir Timur, mereka bekerjasama untuk melawan desakan marga Sinaga yang juga datang dari Samosir Timur. Pelabuhan kerajaan ini terletak di muara Sungai Bah Belon bernama Indrapura. Kemudian pasukan Jawa tersebut juga mengadopsi marga lokal dan membentuk marga baru.
Indrawarman mengadopsi marga Siregar/Silo walaupun sembilan mengadopsi marga lainnya di Simalungun.
Pada tahun 1339 datanglah pasukan Majapahit di bawah pimpinan Adityawarman menghancurkan kerajaan ini. Indrawarman dihancurkan dan beberapa pusat kerajaan hancur, meskipun putra-putra raja Indrawarman berhasil lolos ke Haranggaol, pesisir Danau Toba.
Keturunan Indrawarman kemudian mendirikan Kerajaan Dolok Silo dan Kerajaan Raya Kahean di hulu Sungai Ular dan Sungai Padang, sedangkan marga Sinaga memasuki daerah lama Kerajaan Silo dan membangun Kerajaan Tanah Jawa, yang melanjutkan permusuhan marga Sinaga dan Siregar sebagai pewaris Indrawarman.
(***)