Patih Gadjah Mada

Putri Raja yang Jelita dan Majapahit. Raja Tamiang memiliki seorang putri yang sangat cantik jelita. Dialah yang bernama Potuan Putri Meuga Gema yang lebih dikenal dengan Putri Rindu Bulan. 


Putri Rindu Bulan yang dikabarkan akan ditunangkan dengan pangeran kerajaan Perlak menjadi sorotan raja-raja dibeberapa kerajaan untuk mempersunting tak terkecuali Patih Gadjah Mada.


Namun Raja Muda Sedia dikenal Arif dan bijak sana tak mungkin megubah janji soal perjodohan putri yang telah disusun rapi melalui Duek Pakat dengan kedua belah pihak kerajaan,sehingga pinangan Gajah Mada ditolak.


Bagi istana dan Penduduk bumi muda sedia,andaipun Putri Rindu Bulan belum ditunangkan,Perbedaan keyakinan antara Raja Muda dan Bala tentara Majapahit membuat hubungan keduanya tidak harmonis. Bala tentara kerajaan Majapahit merupakan penganut agama hindu sedangkan penduduk Bumi Muda Sedia menganut agama Islam. Kebiasaan, budaya, dan adat istiadat keduanya sangat berbeda dan saling bertentangan.


Akhirnya,cinta menolak perang bertindak.Namun ternyata Pasukan Majapahit yang disebut-sebut sebagai pelopor pemersatu Nusantara itu tidak cukup kuat untuk melawan pasukan Raja Muda Sedia di Aceh Tamiang ditambah lagi dengan kehadiran 7 Panglima perang Aceh yang dikenal memiliki ilmu kebal.


Perang berkecamuk dengan hebatnya selama tujuh hari tujuh malam, dan akhirnya Gadjah Mada dibunuh ditikam oleh panglima Kerjaaan Aceh. Dan pasukan kerajaan Maja Pahit mundur secara teratur untuk kembali ke kampungnya dan meratapi kesedihan akibat kekalahan. Untuk mengenang kemenangan kerajaan Aceh terhadap pasukan Gadjah Mada dari kerajaan Maja Pahit tersebut, maka kampung/lokasi tempat pertempuran di daerah Aceh Tamiang tersebut dinamakan menjadi kampung Manyak Payet, adobsi dari nama kerajaan Maja Pahit.


(***)