Nama Bram Adrianto mungkin tidak menjadi bintang film lainnya, namun ia meninggalkan jejak mendalam dalam sejarah perfilman Indonesia. Lewat menyerupai Letkol Untung Syamsuri dalam film monumental Pengkhianatan G30S/PKI (1984), Bram berhasil menghidupkan sosok yang penuh kontroversi dan sarat sejarah.

Tugas itu jelas bukan hal yang mudah. Sutradara Arifin C. Noer mempercayakan peran sentral ini kepadanya, dan Bram menyambutnya dengan totalitas luar biasa. Dalam wawancara dengan majalah Ria Film (1984), ia mengungkap suka-duka membawakan karakter yang sudah tiada di dunia nyata.

“Orang lain bilang tidak perlu, tapi saya merasa perlu melakukan observasi,” ujarnya.

Observasi itu ia lakukan dengan tekun. Bram mengunjungi Museum Sejarah ABRI, mempelajari arsip, bahkan berkomunikasi dengan mantan anggota Resimen Tjakrabirawa untuk memahami detail pakaian dan atribut asli kala itu. Semua demi menghadirkan Letkol Untung dengan wujud yang hidup, autentik, dan meyakinkan.

Peran ini juga menjadi tantangan besar dalam kariernya. Porsi yang ia emban jauh lebih dominan dibandingkan peran-peran sebelumnya. Bahkan, hal itu menimbulkan pertanyaan: siapakah sebenarnya pemeran utama dalam film tersebut? Meski belum pernah mendapatkan jawaban pasti, Bram tetap merasa bangga karena aktingnya diakui banyak penonton dan kritikus.

Film yang awalnya berjudul SOB (Sejarah Orde Baru) ini digarap selama dua tahun oleh PPFN dengan biaya lebih dari setengah miliar rupiah angka yang sangat fantastis untuk ukuran 1980-an.

Di balik pujian, Bram sempat ragu apakah akan mengambil meraih penghargaan. “Untung ini orang jahat, Bung,” katanya sambil tertawa getir, Merujuk pada citra antagonis tokoh yang ia mainkan. Namun keraguannya tidak menghapus kenyataan bahwa aktingnya sebagai Letkol Untung menjadi salah satu penampilan terbaik dan paling dikenang sepanjang sejarah perfilman Indonesia.

#BramAdrianto #PengkhianatanG30SPKI #FilmIndonesia #ArifinCNoer #SejarahFilm #LetkolUntung #Nostalgia