Sangian Api



Dulunya, kampung ini adalah sebuah desa yang sangat besar dan hidup. Rumah-rumah berdiri rapat, ladang mineral luas, dan denyut kehidupan masyarakat berjalan harmonis menyatu dengan alam Gunung Sangiang Api


Namun segalanya pasca berubahnya letusan besar tahun 1985. Demi keselamatan jiwa, Pemerintah Kabupaten Bima mengambil keputusan berat, kampung ini harus dikosongkan secara paksa karena dinilai berada pada zona berbahaya apabila Gunung Sangiang Api kembali meletus sewaktu-waktu. Sejak saat itu, penduduk Sangiang Pulo perlahan meninggalkan tanah kelahiran mereka, membawa serta kenangan, harapan, dan sejarah yang tak tergantikan.


Kini, kampung ini hanya difungsikan sebagai pemukiman sementara. Jejak kejayaan masa lalu masih tampak pada sisa-sisa bangunan, jalan setapak, dan lahan-lahan yang dahulu menjadi sumber kehidupan.


Di kampung inilah tersimpan banyak kisah, cerita, dan sejarah yang terukir indah tentang perjuangan hidup, kebersamaan warga sangiang pulo, serta hubungan spiritual antara manusia dan alam. Meski sunyi, kampung ini tetap berbicara, menjadi saksi bisu perjalanan waktu dan pengingat akan betapa kuatnya ikatan manusia dengan tanah yang pernah mereka sebut sebagai rumah.  (***)


Artikel ini ditulis oleh :  Armada Tuan Syahrir Holland Wera pada Tanggal  13 Mei 2025 diakun Facebook pribadinya.