KABUPATEN JEMBER
Kabupaten Jember (bahasa Jawa: Hanacaraka: ???????, Pegon: ??????, translit. Jêmbêr; pengucapan bahasa Jawa: [?d???mb?r]) adalah sebuah kabupaten di provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibu kota Kabupaten Jember adalah Kota Jember yang terletak di tengah-tengah wilayah Tapal Kuda, provinsi Jawa Timur.
Secara administratif, wilayah Kabupaten Jember terbagi menjadi 31 kecamatan terdiri atas 28 kecamatan dengan 226 desa dan 3 kecamatan dengan 22 kelurahan. Wilayah Kabupaten Jember juga meliputi Kepulauan Nusa Barung, yang berada di Selatan Laut Jawa. Mayoritas penduduknya adalah Suku Jawa dan Suku Campuran Jawa Madura yang disebut dengan Pandhalungan dan Suku Madura Perantauan.
Jember sempat memiliki kota administratif, namun sejak tahun 2001 istilah kota administratif dihapus, sehingga Kota Administratif Jember kembali menjadi bagian dari Kabupaten Jember. Hari jadi Kabupaten Jember diperingati setiap tanggal 1 Januari
Kabupaten Jember dibentuk berdasarkan Staatsblad Nomor 322 tanggal 9 Agustus 1928, yang mulai berlaku tanggal 1 Januari 1929. Pemerintah Hindia Belanda telah mengeluarkan ketentuan tentang pengaturan kembali pemerintah desentralisasi di wilayah Provinsi Jawa Timur, antara lain dengan menunjuk Regenschap Djember sebagai masyarakat kesatuan hukum yang berdiri sendiri . Secara resmi ketentuan tersebut diterbitkan oleh Sekretaris Umum Pemerintah Hindia Belanda (De Aglemeene Secretaris) GR Erdbrink, 21 Agustus 1928.
Secara geografis Kabupaten Jember terletak pada posisi 6027'29” s/d 7014'35” Bujur Timur dan 7059'6” s/d 8033'56” Lintang Selatan berbentuk dataran ngarai yang subur pada bagian Tengah dan Selatan.[butuh rujukan] Kabupaten Jember dikelilingi oleh lereng Pegunungan Iyang dan Gunung Argapura dan wilayahnya mengarah ke selatan hingga berbatasan dengan Samudra Hindia. Satu-satunya pulau di Kabupaten Jember adalah Pulau Nusa Barong. Kabupaten Jember memiliki total luas wilayah sebesar 3.306,689 km2 dengan ketinggian antara 0–3.330 mdpl.
Bagian selatan wilayah Kabupaten Jember merupakan dataran rendah dengan titik terluarnya adalah Pulau Nusa Barong. Pada kawasan ini terdapat Taman Nasional Meru Betiri yang berbatasan dengan wilayah administratif Kabupaten Banyuwangi. Bagian barat laut (berbatasan dengan Kabupaten Probolinggo adalah pegunungan, bagian dari Pegunungan Iyang, dengan puncaknya Gunung Argopuro (3.088 m). Bagian timur merupakan bagian dari rangkaian Dataran Tinggi Ijen. Jember memiliki beberapa sungai antara lain Sungai Bedadung yang bersumber dari Pegunungan Iyang di bagian Tengah, Sungai Mayang yang bersumber dari Pegunungan Raung di bagian timur, dan Sungai Bondoyudo yang bersumber dari Pegunungan Semeru di bagian barat.
Karakter topografi sebagian Kabupaten Jember di wilayah bagian selatan merupakan dataran rendah yang relatif subur untuk pengembangan tanaman pangan, sedangkan di bagian utara merupakan daerah perbukitan dan bergunung-gunung yang relatif baik bagi pengembangan tanaman keras dan tanaman perkebunan. Wilayah Kabupaten Jember berada pada ketinggian antara 0–3.300 m dpl. Daerah yang memiliki kawasan terluas adalah daerah dengan ketinggian antara 100 – 500 m dpl, yaitu 1.240,77 km2 (37,68%) dan yang tersempit adalah daerah dengan ketinggian lebih dari 2.000 m dpl yaitu 31,34 km2 (0,95%)
Mayoritas penduduk Kabupaten Jember adalah Suku Jawa dan Suku Madura Pendalungan dengan sebagian besar beragama Islam. Selain itu terdapat Suku Osing yang minoritas. Terdapat juga warga Tionghoa yang kebanyakan tinggal di pusat ibu kota kabupaten (kota Jember) dan lainnya tersebar di beberapa kawasan di kabupaten yang secara ekonomi ramai seperti di kecamatan Ambulu, kecamatan Kencong, kecamatan Balung, dan kecamatan Kalisat. Suku Madura dominan di daerah utara selain itu juga terdapat beberapa minoritas madura di pesisir paling selatan, juga terdapat Suku Jawa Arekan yang merupakan penduduk asli kabupaten ini di daerah tengah dan selatan. Bahasa Madura dan Bahasa Jawa Arekan digunakan di banyak tempat, selain Jawa Arekan juga terdapat minoritas Jawa Mataraman di beberapa kecamatan seperti Ambulu yang dari segi dialek lebih mirip Jawa Tengah-an, berbeda dengan Jawa Arekan yang merupakan penduduk asli dan paling awal di wilayah ini, orang Jawa Mataraman umumnya merupakan keturunan Pekerja Perkebunan yang berasal dari Ponorogo dan Blitar, sehingga umum bagi masyarakat di Jember menguasai bahasa daerah tersebut dan juga saling pengaruh tersebut memunculkan beberapa ungkapan khas Jember. Percampuran kedua Kebudayaan Madura dan Jawa di Kabupaten Jember melahirkan satu bahasa baru yang bernama Madura Pandalungan. Masyarakat Pandalungan di Jember mempunyai karakteristik yang unik sebagai hasil dari penetrasi kedua budaya tersebut. Kesenian Can Macanan Kaduk merupakan satu hasil budaya masyarakat Pendalungan yang masih bertahan sampai sekarang di kabupaten Jember. Jember berpenduduk 2.601.149 jiwa (JDA, BPS 2021) dengan kepadatan rata-rata 790 jiwa/km2
Mayoritas masyarakat Kabupaten Jember beragama Islam 96,94%, diikuti agama Kristen Protestan 1,40%, Kristen Katolik 0,93%, Hindu 0,49%, Budha 0,17%, Konghucu 0,02%, dan Kepercayaan 0,05 %. Jember bagian utara dan timur agamanya lebih dominan Islam karena banyaknya suku Madura di daerah tersebut, sedangkan bagian tengah, selatan dan barat mayoritas adalah etnis Jawa dengan agama mayoritas Islam dan terdapat juga etnis Jawa yang beragama Kristen dan hidup berdampingan. Kecamatan Umbulsari adalah daerah paling heterogen, karena Islam, Hindu, dan Kristen hidup berdampingan bahkan di Desa Sukoreno, Kecamatan Umbulsari disebut desa paling toleransi di Kabupaten Jember.
Silahkan yang ingin request pembahasan , bisa langsung Personal Message saya.
Jangan lupa follow saya untuk mendapatkan informasi unik berikutnya ya .