Nangisnya Anak Pertama Perempuan

Dia menyimpan banyak beban, namun tak mudah dia utarakan. Dia menyimpan banyak simpanan, namun seringkali dia memilih diam.
Tertawa sekeras mungkin untuk menghibur diri. Mengokohkan bahu dan memangkunya di hadapan orang lain.
Yang dia sadari, mengeluhkannya adalah kelemahan. Tak berguna dan masalahnya tak terselesaikan.
Maka di dalam dirinya sendiri, dia menangis di kegelapan. Di hadapan Yang Kuasa dia menyampaikan seluruh kepedihan.
Dalam dirinya sendiri dia mencari solusi. Dia tak akan bergantung pada siapa pun. Maka dia berjuang keras memecahkan masalahnya sendiri.
Wajahnya yang penuh dengan ketenangan, tak akan mudah menampakkan luka batinnya yang begitu dalam.
Namun dia memanglah anak pertama. Tak akan mudah menyerah begitu saja. Berapa kalipun dia terjatuh, dia akan berjuang keras untuk segera bangun dan berlari.
Dia tahu ada banyak yang diharapkan. Maka tak akan mudah baginya untuk mengecewakan. Tanggung jawab kepadanya adalah sebuah kewajiban.
Maka betapapun batinnya terluka di dalam, tangis di hatinya menyayat penuh penderitaan. Dia akan tetap tersenyum, setegar mungkin di hadapan orang lain dan berjuang untuk tidak mengecewakan siapa pun.
Bukankah begitu wahai kamu anak pertama perempuan? ????
Tetaplah kuat untuk apapun ya ????
.
Posting ulang Riri Abdillah.
(***)