PERSATUAN DALAM PENENTUAN AWAL-AKHIR RAMADHAN DAN IDUL ADHA

????????????? ???????? ??????? ???????? ????? ??????????? ? ??????????? ???????? ??????? ?????????? ???? ???????? ????????? ????????? ?????? ??????????? ?????????????? ???????????? ?????????? ?????????? ?????? ????? ???????? ???? ???????? ?????????????? ??????? ? ????????? ????????? ??????? ?????? ???????? ??????????? ???????????

Dan berpegang teguhlahlah kamu semuanya pada tali (agama) Allâh, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allâh kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuhan, lalu Allâh mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allâh menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allâh menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk.” [Ali ‘Imrân/3:103]

Perbedaan adalah realitas yang tidak bisa dipungkri. Apalagi dalam persoalan fiqih.

???? ???? ???????? ????????????? ???? ????? ????? ?????????

“Siapa yang tidak tahu (tidak mengakui) Ikhtilaf, ia sama sekali belum mencium aroma fiqih”. (Kitab Al-Muwafaqat, 5/122).

Namun demikian, dalam bingkai perbedaan pendapat, tetap perlu diupayakan adanya persatuan umat dengan mencari titik temu dan keluar dari perbedaan yang ada. Sebagaimana kaidah fiqih yang disebutkan oleh Imam Jalaluddin Abdurrahman Asy-Suyuthi Asy-Syafi’i rahimahullah:

?????? ?? ?????? ???? ?????

“Keluar dari perbedaan adalah lebih utama dan lebih baik”. (Kitab Al-Asybah wa Al-Nazhoir li Al-Subki, 1/111).

Kaidah ini adalah kaidah yang sangat penting dan berkedudukan tinggi dalam syariat Islam. Disebutkan oleh banyak ulama fiqih dalam kitab qowa’idnya, sehingga al-Imam Tajuddin al-Subky berkata:

 ??? ??????? ?? ????? ?? ???? ????? ?? ?????? ????? ????? ?????? ?????? ????: ???? ?????? ?? ?????? ???? ?????

“Di antara kaidah-kaidah yang popular dalam perkataan banyak imam dan hampir dianggap sebagai kesepakatan atasnya bahwa keluar dari perbedaan lebih utama dan lebih baik” (al-Asybah wa al-Nadzo’ir oleh al-Subki, juz 1 hal. 127)

Imam Nawawi dalam Syarh Sahih Muslim:

??????? ????????????? ????????????? ?????? ????????? ?????? ??????????? ???? ?????????? ????? ???? ???????? ?????? ????????? ????????? ???? ??????? ??? ??????? ?????

“ Sesungguhnya ulama sepakat mendorong untuk keluar dari perbedaan pendapat (khilaf) selama tidak berkonsekwensi terbuanngnya sunnah atau jatuh kepada khilaf yang lain” (Imam Nawawi, Syarh Sahih Muslim Juz 2 hal 23)

Solusi Sikap Untuk Persatuan

Selama ini, berdebatan selalu muncul untuk penentuan awal Ramadhan, hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha. Dalam konteks mencari titik temu, kita bisa lakukan tanpa memperdebatkan, metode manakah yang paling valid apakah metode hisab atau ru’yah.  Jalan untuk persatuan itu, minimal ada tiga:

PERTAMA, Mengedepankan musyawarah (syuro) dalam urusan kaum muslimin.

Allah Ta’ala berfirman,

??????????? ???????????? ??????????? ??????????? ????????? ???????????? ?????? ?????????? ???????? ????????????? ???????????

Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Rabb-nya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka”. [Asy Syura : 36-39].

????????????? ??? ??????? ??????? ???????? ??????????? ????? ??????? ????? ??????? ??????? ?????????????????

“……. dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”. [Ali ‘Imran : 159].

Syura adalah proses memaparkan berbagai pendapat yang beraneka ragam dan disertai sisi argumentatif dalam suatu perkara atau permasalahan, diuji oleh para ahli yang cerdas dan berakal, agar dapat mencetuskan solusi yang tepat dan terbaik untuk diamalkan sehingga tujuan yang diharapkan dapat terealisasikan (Asy Syura fi al-Kitab wa as-Sunnah, hal. 13).

Imam al-Qurthuby menukil pendapat Ibnu ‘Athiyah:

 ??????? ?? ????? ??????? ?????? ????????

“Syura merupakan aturan terpenting dalam syari’at dan ketentuan hukum dalam Islam”


Dalam penentuan Awal-Akhir Ramadhan sudah biasa diadakan Sidang itsbat yang melibatkan banyak Ormas Islam dan sidang isbat ini digelar sesuai Fatwa MUI Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penetapan Awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah. Fatwa MUI No. 2 tahun 2004 menyatakan:

  • Penetapan awal Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah dilakukan berdasarkan metode ru’yat dan hisab oleh pemerintah RI cq Menteri Agama dan berlaku nasional.
  • Seluruh Umat Islam wajib mentaati ketetapan pemerintah tentang penetapan awal Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah.
  • Dalam menetapkan awal Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah, Menteri Agama wajib berkonsultasi pada MUI, ormas Islam dan instansi terkait.
  • Hasil ru’yat dari daerah yang memungkinkan hilal diru’yat walaupun di luar Indonesia yang mathla’nya sama dengan Indonesia dapat dijadikan pedoman oleh Menteri Agama.

KEDUA, Ketaatan kepada otoritas pemerintah (ulil amri) dalam menentukan keputusan sebagai jalan keluar dari perbedaan pendapat.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

????? ????????? ??????????? ? ?????? ??????? ???????? ? ??? ???? ???????? ???????????? ? ??????? ?????? ???????????? ????? ?????? ????? ???????

“Seorang muslim wajib mendengar dan taat dalam perkara yang dia sukai atau benci selama tidak diperintahkan untuk bermaksiat. Apabila diperintahkan untuk bermaksiat, maka tidak ada kewajiban mendengar dan taat.” (HR. Bukhari no. 7144)

Di hadits lain Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda:

???? ?????????? ?????? ??????? ?????? ?????? ???????? ?????? ??????????? ?????? ??????? ????????? ?????? ??????????? ?????? ????? ????????? ?????? ????????

Barangsiapa menaatiku berarti telah menaati Allah. Barangsiapa menentangku berarti telah menentang Allah. Barangsiapa menaati pemimpin (umat)ku berarti telah menaatiku, dan barangsiapa menentang pemimpin (umat)ku berarti telah menentangku.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Pemerintah muslim sejatinya adalah hakim yang bertugas mengurai simpul-simpul perselisihan pendapat. Ulama ushul mengeluarkan sebuah kaidah:

?????? ?????????? ???????? ?????????? ??????????

“Keputusan hakim itu bersifat mengikat dan menuntaskan sengketa pendapat”  (Imam As-Suyuthi, al-Asybah wan Nazha-ir, hal. 497).

Imam al-Qarafi menjelaskan:

??????? ????? ??????? ??????????? ???? ?????????? ?????????????? ????????? ??????????? ?????????? ???????????? ???? ?????????? ?????????? ?????????? ????????????? ????????? ?????? ?????????

Ketahuilah, Sesungguhnya keputusan pemerintah dalam masalah ijtihadiyah dapat menghilangkan perbedaan pendapat dan orang yang berbeda hendaklah ruju’ dari mazhabnya dengan mengikuti mazhab pemerintah dan fatwanya berubah sesudah ketetapan pemerintah. (al-Furuq Juz 2, hal. 103)

Manapun di antara 2 metode: apakah hisab atau ru’yah yg paling unggul. Jika orientasi kita kepada persatuan umat, in syaa Allah akan tercapai dgn memberlakukan kaidah fiqih tersebut. Seperti di negara-negara Islam lainnya; Saudi, Malaysia, Brunei, dll.

Rasulullah SAW bersabda:

????????? ?????? ??????????? ?????????? ?????? ???????????? ??????????? ?????? ??????????.

“(Hari) berpuasa adalah adalah hari di mana kalian semua berpuasa, dan hari ‘Idul Fithri kalian adalah hari di mana kalian semua melaksanakan ‘Idul Fihtri, (demikian pula) hari ‘Idul Adh-ha kalian adalah hari di mana kalian semua melakukan ‘Idul Adh-ha.” [Lihat takhrij-nya di Silsilah ash-Shahihah no. 224, al-Albani]

Disinyalir oleh Imam Asy Syaukani dlm Nailul Authar tentang hadis di atas bahwa sepertinya Nabi SAW sudah mengantisipasi akan terjadinya perbedaan di tengah umat terkait dgn awal puasa, idul fitri dan idul adha, maka solusinya

???? ??????????? ???????? ????????

“Kebersamaan mengikuti al-jama’ah dan mayoritas orang”

Sekali lagi ini, diluar wacana mana metode yg paling tepat: ru’yah atau hisab.

KETIGA, Kesediaan untuk “mengalah” untuk Persatuan Umat dengan menerima pendapat lain.

Sikap mengalah ini dengan pertimbangan tercapainya kemaslahatan lebih besar. Hal ini dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya dalam menjaga persatuan dengan “mengalah” dari pendapatnya :

??? ?? ????? ??? ???? ???? ???? ???: ?? ?????? ???? ????? ????? ??????? ???????? ?????? ????? ??? ?????? ????? ???? ?????? ?????? ??????

Diriwayatkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Wahai Aisyah, Seandainya orang-orang tidak baru saja meninggalkan kekufuran, niscaya akan aku renovasi Ka’bah dan aku jadikan ia memiliki dua pintu. Satu pintu masuk orang-orang dan satu pintu keluar mereka.” (Hr. al-Bukhari 1/43-44)

Seandainya pendapat yang sahih dan valid (arjah) adalah hisab, sementara pemerintah mengambil pendapat lain: maka kita mengambil petunjuk bagaimana para sahabat Rasulullah SAW dlm menyikapi perbedaan dgn pemerintahnya. Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud (1/307), bahwasanya Khalifah ‘Utsman bin ‘Affan Radhiallahu ‘Anhu shalat di Mina 4 rakaat. Abdullah bin Mas’ud di hadapan muridnya dengan tegas menyatakan bahwa seorang musafir, lebih utama melakukan sholat qashar, tidak tamm (sempurna dengan 4 rakaat). Jika ada musafir yang sholatnya sempurna 4 rokaat, beliau mengatakan itu adalah mukholafatul-aula [?????? ??????] (menyelisih pendapat yang utama). Akan tetapi pada akhirnya dengan rela ia meninggalkan pendapatnya dan ikut sholat sempurna 4 rokaat di belakang Utsman bin Affan yang saat itu menjadi pemimpin dan memiliki pandangan dan pendapat yang berbeda dengannya dalam masalah ini. Ketika Ibnu Mas’ud ditanya: “kau mengkritik Utsman, tapi kenapa kau mnegikutinya sholat 4 rokaat?”. Ibn Mas’ud menjawab: (?????? ??) “berbeda itu buruk!”. (al-Hafidz Ibn Hajar al-Asqolany, Fathul-Baari juz 2 hal. 564)

Demikian, semoga Allah SWT menyatukan hati dan sikap kita dalam kebaikan, kebenaran dan kesabaran.

Wallahu ta’ala a’lam