PAHLAWAN DARI TANAH MALUKU

Kapitan Pattimura, atau Thomas Matulessy, adalah pahlawan nasional Indonesia yang dikenal karena memimpin perlawanan bersenjata terhadap Belanda di Maluku pada tahun 1817. Perjuangannya menjadi simbol perlawanan terhadap memikirkan Belanda terhadap masyarakat Maluku dan dihormati sebagai bagian penting dari sejarah Indonesia & Maluku.
(LATAR BELAKANG DAN AWAL KEHIDUPAN)
Thomas Matulessy lahir pada tanggal 8 Juni 1783 di Haria, Saparua, Maluku. Ayahnya bernama Antoni Matulessy dan ia memiliki seorang adik laki-laki bernama Yohanis. Sebelum memimpin perlawanan, Pattimura adalah mantan sersan walikota di militer Inggris. Setelah Inggris menyerahkan Maluku kepada Belanda pada tahun 1816, ia dihentikan dari dinas militer.
(PENYEBAB PERLAWANAN)
Kembalinya Belanda membawa perubahan dalam sistem yang memperbaiki kondisi masyarakat Maluku. Beberapa faktor yang memicu perlawanan antara lain:
- Pemberlakuan kebijakan monopoli perdagangan oleh Belanda.
- Pajak tanah atau harga yang naik
- Pemindahan penduduk.
- Pelayaran Hongi (Hongi Tochten).
- Pengabaian Traktat London I yang seharusnya melindungi masyarakat setempat
-Kerja paksa tanpa dibayar
(PERJUANGAN MELAWAN BELANDA)
Pada tanggal 14 Mei 1817, Pattimura dipilih oleh rakyat Saparua untuk memimpin pemberontakan melawan Belanda. Pada tanggal 16 Mei 1817, Pattimura dan pasukannya berhasil merebut Benteng Duurstede dan membantai tentara Belanda yang ada di sana. Setelah menguasai benteng, Pattimura mengatur strategi pertahanan dan memimpin pasukan Maluku dalam beberapa pertempuran melawan Belanda.
(PENGHIANATAN & PENANGKAPAN)
Perlawanan Pattimura berlangsung selama beberapa bulan, namun akhirnya berhasil dipadamkan oleh Belanda. Karena pengecualian Raja Booi, Pati Akoon, Pattimura berhasil ditangkap pada 11 November 1817 di Siri Sori.
(EKSEKUSI DAN WARISAN)
Setelah ditangkap, Pattimura diadili oleh Pengadilan Kolonial Belanda dan dijatuhi hukuman gantung. Pada 16 Desember 1817, ia dieksekusi di depan Benteng Victoria, Ambon. Meskipun meninggal, semangat perjuangannya terus menginspirasi. Pattimura diangkat menjadi Pahlawan Nasional Indonesia pada tahun 1973. Namanya diabadikan dalam berbagai bentuk, seperti Universitas Pattimura, Bandara Internasional Pattimura, dan gambar pada uang kertas seribu rupiah.
(***)