Nekat Merantau Karena Terlilit Hutang, Mantan TKW Ini Sukses Jadi Manajer di Dubai


 Nur Afni Ramang,wanitaasalKabupatenSoppeng, Sulawesi Selatan ini enggak pernah menyangka bisa berhasil di Dubai, Uni Emirat Arab. Kini, wanita42 tahun itu menjadi pemimpin perusahaan yang bergerak di bidang konsultan di Dubai.

Saat lewat telepon, wanitayang akrab disapa Ani itu bercerita jika dia terpaksa meninggalkankampunghalamannyakarena maluterlilitutang. Tak tanggung-tanggung,utangyang ia harus membayar kala itu kurang lebih Rp200 juta.

Ada sahabatku, kontraktor yang saya bantu waktu itu. Dia pinjam uang sekira Rp450 juta untuk proyek modal. Sementara saya tidak punya uang segitu. Saya lalu meminjam uang ke teman-teman. Bahkan saya pinjam uang dari rentenir. Hasilnya terkumpul sekitar kurang lebih Rp200 juta, tambahannya uang saya sehingga terkumpul Rp450 juta, kata Ani


Awalnyautangkontraktor itu ia cicil ke Ani berjalan lancar. Namun tak berselang lama, kontraktor itu tertangkap karena terlibat kasus korupsi.

Semenjak teman saya itu tertangkap, utangnya gak bisa dia bayar. Saya bingung, makanya kepikiran untuk merantau ke Dubai, ujar dia.

Lantaran terjerat masalah, Ani lalu memutuskan merantau sebagai TKW ke Dubai pada Senin, 23 Juni 2014. Dia dibantu biaya tiket oleh salah satu temannya berangkat ke Jakarta.

Modalku berangkat cuma Rp50 ribu dan kantong plastik merah berisi dua pasang baju. Enggak ada sepeser pun uang saya yang keluar sampai ke Dubai, semua ditanggung sampai rumah majikan, ujar dia.


Sesampainya di Jakarta, Ani diarahkan ke salah satu agen Tenaga KerjaWanita (TKW) yang rutin mengirim tenaga kerja ke luar negeri. Tiket dan visa ke luar negerinya pun ditanggung.

Dia mengaku pergi merantau ke Dubai hanya modal nekat. Sebab, dia hanya mengenyam pendidikan sampai SMA dan enggak punya keterampilan berbahasa Inggris maupun bahasa Arab.


Alhamdulillah selama kurang lebih 10 tahun di Dubai saya menguasai bahasa Arab dan Inggris. Saya juga agak sedikit bisa mengerti bahasa Filipina dan India, karenakebanyakan TKW biasanya dari sana, katanya.

Saat bekerja sebagai TKW, ia merasa enggak beta. Sehingga selama 7 bulan melakoni pekerjaan itu, dia lima kali gonta-ganti majikan.

Saya kaget ternyata menjadi pembantu rumah tangga di Dubai tidak seperti di Indonesia. Di dubai pekerjaannya banyak, tidur cuma 5 jam, katanya.

Selama 10 tahun di Dubai, Ani mengerjakan banyak hal sebelum akhirnya berhasil menjadi pemimpin perusahaan konsultan seperti saat ini.

Awalnya saya pembantu rumah tangga selama 7 bulan. Pernah bekerja di rumah sakit satu tahun, cleaning servis 3 tahun, kemudian menjadi sekretaris di kantor konsultan pada 2019 selama 1 tahun, dan saat inimanajerdi salah satu kantor konsultan di Dubai, ucap dia.


Selama 4 tahun melakoni banyak pekerjaan di Dubai, Ani merasa punya cukup pengalaman. Dia pun mencoba memasukkan lamarannya di salah satu kantor konsultan di Uni Emirat Arab pada tahun 2019.

Ada ratusan orang yang mendaftar dari Indonesia ada dua orang. Alhamdulillah saya bisa diterima dan 7 bulan sayajadisekretaris, ungkap dia.


Satu tahun menjadi sekretaris, ada salah seorang rekannya orang Dubai yang menawarinya memimpin perusahaan konsultan.Kantor konsultan itu yakni Alichani Human Resources Consultancy. Kantor itu bergerak mengatur sopir, asisten rumah tangga, mengurus panti jompo, dan sebagainya.

Seperti di Indonesia, di Dubai itu harus atas nama orang Arab bikin surat izin kalau mau bikin perusahaan. Jadisaya bukan pemilik perusahaan, tapi hanya mengelola, ujar dia.

Karyawan di perusahaan yang Ani kelola hanya sedikit, namun mengelola banyak TKW dari Indonesia, Filipina, Sri Lanka, Afrika, Ethiopia, Pakistan, dan India. Semuanya diatur ke Arab Saudi, Qatar, Oman, dan Malaysia.


Permintaan TKW di Dubai paling banyak karena negara terkaya. Paling sedikit sekali setiap 50 orang dari Indonesia. Satu pembantu dibayar Rp80 juta. Orang Arab butuh pembantu, bahkan saat dikampungbanyak yang menelpon, bebernya.


Ani gak menyangka bisa sesuksesini. Apalagi Ani juga saatinimelebarkan usahanya. Mulai pengiriman kayu gaharu ke Dubai untuk pembuatan parfum ruangan, perawatan kulit, hingga perjalanan bisnis.

Semuautangsudah saya bayar. Alhamdulillah sudah ada aset, bangun usaha kos untuk anakku yang tinggal tinggal diSoppeng. Anakku selainnya lagi saya bawa ke Dubai untuk melanjutkan usaha, jelasnya.

Sebelumsuksesini, kehidupan Ani dahulunya kesulitan ekonomi. Orang tua Ani meninggal dunia saat dirinya masih duduk di bangku SD.Ani menikah pada tahun 2000.Dia dikaruniai dua orang anak. Namun pernikahannya dengan suami pertama gagal. Dia lalu menikah lagi, namun gagal lagi karena suami yang kedua sering bersikap kejam.


Parahnya lagi, dirinya mengaku pernah diselingkuhi dengan perempuan bersuami pada tahun 2015, lalu Padahal saat itu dirinya belum resmi bercerai.

Saya menikah dua kali, suami pertama saya cerai baik-baik. Suami kedua saya selingkuh dengan perempuan lain waktu saat di Dubai pada 2015, sementara saat itu saya dengan dia belum resmi cerai. Parahnya, kabarnya perempuan itu sudah punya suami, ungkap dia.


Keberhasilan Ani di Dubai tentu diharapkan banyak orang, terutama keluarganya. Saat ini, kata dia, dirinya menjadi tulang punggung keluarganya di Soppeng.

Keponakanku saya yang terima kasih sekolah, saya membantu keluarga. Pokoknya saya tulang punggung sekarang di keluarga. Kalau saya pulangkampung, saya biasanya bawa oleh-oleh dari Dubai yang harganya tentu mahal, kesimpulannya.


(***)