Soekarno Tidak Menghadiri Pemakaman Para Korban G30S/PKI

Mengapa Presiden Soekarno tidak ikut hadir dalam pemakaman para korban G30S/PKI (yakni tujuh perwira Angkatan Darat yang kemudian dikenal sebagai Pahlawan Revolusi) cukup kompleks, dan hubungannya erat dengan situasi politik yang sangat tegang pada waktu itu.

Berikut beberapa faktor yang bisa menjadi alasan utama:


1. Ketegangan dengan Angkatan Darat

Setelah peristiwa G30S 1 Oktober 1965, hubungan Soekarno dengan Angkatan Darat, khususnya Jenderal AH Nasution dan Walikota Jenderal Soeharto, memburuk.

Soekarno dianggap lamban mengambil sikap tegas terhadap PKI, padahal Angkatan Darat menuduh PKI sebagai dalang. Oleh karena itu, bila ia hadir di pemakaman, posisinya akan dipandang ambigu.


2.Soekarno tidak ingin “memihak” terlalu cepat

Soekarno masih berusaha memainkan politik keseimbangan antara PKI, Angkatan Darat dan kekuatan politik lainnya.

Kehadiran di pemakaman bisa mendominasi sebagai keberpihakan penuh kepada Angkatan Darat, yang otomatis mempertegas sikap anti-PKI. Padahal saat ini ia masih berusaha mempertahankan PKI sebagai salah satu pilar politiknya yaitu politik Nasakom.


3. Kondisi kesehatan Soekarno

Ada catatan bahwa kesehatan Sukarno saat itu menurun (ia memang sakit-sakitan sejak awal tahun 1960-an). Namun alasan kesehatan saja tidak cukup menjelaskan, karena lebih kuat dipengaruhi faktor politik.


4.Soekarno tetap memberi hormat, tapi tidak langsung

Soekarno menunjuk perwakilan untuk menghadiri pemakaman.

Ia sendiri kemudian memberikan gelar Pahlawan Revolusi kepada tujuh perwira tersebut melalui Keppres.


5. Soeharto yang tampil dominan

Pada saat pemakaman 5 Oktober 1965 di Taman Makam Pahlawan Kalibata, yang tampil adalah AH Nasution yang merupakan korban penculikan G30S/PKI yang berhasil selamat, namun yang paling menonjol justru adalah Soeharto sebagai Panglima Kostrad. Ia yang memimpin upacara, berpidato dan muncul di depan publik sebagai figur yang “tegas”.

Ketidakhadiran Soekarno semakin memberi ruang bagi Soeharto untuk tampil sebagai penyelamat bangsa.


???? Jadi, ketidakhadiran Soekarno lebih karena pertimbangan politik dan citra, bukan sekadar alasan pribadi. Ia ingin menjaga posisi “netral” sementara, meski akhirnya justru menempatkan kewibawaannya di hadapan Angkatan Darat dan rakyat.


(***)