Pesona Dan Sejarah Pulau Gili Banta Bima

Pulau ini menyimpan legenda menarik dari masa kejayaan Kerajaan Sang Bima, yaitu raja pertama yang diambil namanya menjadi nama daerah Bima.
Dikisahkan pada zaman kepemimpinan Raja Indra Kumala, terjadi peperangan antara Kerajaan Bima dengan Kerajaan Flores, dan dalam peperangan tersebut kerajaan Bima berhasil menaklukkan kerajaan Flores. Akhirnya seluruh wilayah dan peraturan kerajaan Flores dikuasai penuh oleh kerajaan Bima.
Setelah sekian tahun persetujuan dan takluk pada pemerintahan Kerajaan Bima, Kerajaan Flores membangun kembali kekuatan pasukannya dan bermaksud untuk memerdekakan wilayah kerajaannya dari semua pemerintahan Kerajaan Bima.
Guna untuk meluruskan niatnya tersebut, kerajaan Flores melakukan perjanjian kerjasama dengan pemerintah Belanda, dengan syarat kerajaan Flores harus membayar upeti kepada pemerintah Belanda dan seluruh hasil SDA (Sumber Daya Alam), harus dijual kepada pedagang Belanda. Namun rencana pemberontakan dan perjanjian kerjasama antara Kerajaan Flores dengan pemerintah Belanda diketahui oleh Kerajaan Bima melalui kabar dari mata-mata yang dikirim khusus oleh Kerajaan Bima.
Karena melihat kejanggalan aktivitas pemerintahan Belanda terjadi di wilayah Flores, mendengar berita yang disampaikan oleh mata-mata tersebut, Raja Bima kemudian mempersiapkan pasukan perang guna untuk menghacurkan bibit-bibit pemberontak bersama antek-antek Belandanya.
Setelah pasukan Kerajaan Bima siap, mereka menghadang musuh yang ingin melakukan pemberontakan di wilayah Timur Kabupaten Bima (Wera dan Sape). Terjadilah perang yang dahsyat, pasukan Kerajaan Bima berhasil menaklukkan musuh dan menggiring semua tahanannya ke sebuah Pulau, yang saat ini dikenal dengan nama Gili Banta (Giling Bantai), untuk dihukum mati, menggiling semua tahanan kemudian dibantai.
(***)