Melihat Perkembangan Sosial pada Siswa Sekolah Dasar, Melalui Media Pembelajaran
Mengenai perkembangan siswa sekolah dasar pada Usia 7 hingga 12 tahun, sebagai seorang guru ataupun kita sebagai calon guru di sekolah dasar tentunya kita harus memahami mengenai perkembangan siswa sekolah dasar. Hal ini bertujuan agar apa yang ingin kita sampaikan dapat disesuaikan dengan karakteristik perkembangan siswa sekolah dasar tersebut. Perkembangan siswa sekolah dasar, terdiri atas delapan macam perkembangan, yang pertama Fisik, selanjutnya Motorik, Emosi, Sosial, Intelektual, Bahasa, Moral, dan Spiritual, kedelapan hal ini merupakan karakteristik perkembangan siswa sekolah dasar.
Menurut Hurlock (h. 2, 1980) perkembangan merupakan serangkaian perubahan menuju lebih baik yang terjadi akibat adanya proses kematangan dan pengalaman. Jadi dapat didefinisikan bahwa perkembangan yaitu deretan progresif dari perubahan yang teratur dan menjadi satu kesatuan.
Dari pernyataan diatas, oleh karena itu kami Mahasiswa PGSD UPI Kampus Daerah Cibiru Angkatan 2022 yang dibimbing oleh dosen Pengampu Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik di SD, Ibu Triana Lestari, S.Psi., M.Pd. disini kami akan membahas hasil observasi dan pengimplementasian media pembelajaran di SDN 02 Cinunuk dan SDN Linggar 3. Adapun kami selaku pengamat serta pelakasana implementasi media yaitu Abdul Aziz Sidik, Daffa Wahid Prasetyo dan Fitri Nurjanah. Kami melihat perekmbangan sosial yang terjadi pada anak siswa sekolah dasar. Terdapat banyak permasalahan yang terjadi pada siswa terhadap perkembangan sosialnya.
Pada masa kanak-kanak akhir (usia 6-12 tahun) para pendidik memberi label sebagai anak usia sekolah dasar, (Hurlock, 1980) atau middle childhood (Sabani, 2019). Periode ini disebut periode kematangan belajar. Anak-anak tahu bagaimana menanganinya keterampilan baru yang diajarkan oleh guru di sekolah. Anak-anak usia sekolah dasar dibagi menjadi kelas bawah dan kelas atas. Setiap orang memiliki karakteristik yang berbeda. Karakteristik sosial siswa sekolah dasar Usia 6-8 tahun Rendah (kelas 1, 2, 3) memiliki ciri-ciri seperti: (1) keinginan yang besar untuk hal-hal dramatis; (2) Mereka suka berfantasi dan meniru; (3) suka kondisi alam; (4) kisah cinta; (5) karakter berani; (6) rela memuji Meskipun karakteristik sosial anak-anak kelas atas berusia 9 hingga 12 tahun (kelas 4, 5, 6) memiliki fitur: (1) tidak menyukai drama; (2) suka lingkungan sosial; (3) menikmati cerita sosial; (4) sifat berani namun tetap menggunakan logika
Dalam pengimplementasian media pembelajaran ini, yaitu media pembelajaran tebak gambar kepada siswa Sekolah Dasar. Media pembelajaran dengan motede TGTS (tebak gambar dan talking stick) dilakukan dengan cara diskusi, presentasi dan ditambah dengan permainan tebak gambar. Teknis dalam pengimplementasian, yaitu dengan membagi lembar kegiatan kepada siswa berupa gambar pada halaman depan dan keterangannya dibagian belakang. Permainan tebak gambar ini berisi materi yang akan dipresentasikan, disinilah terjadinya transfer ilmu. Media pembelajaran ini bertujuan untuk mengukur daya serap atau tingkat pemahaman siswa dalam mengingat materi pembelajaran.
Di dalam pengimplementasian media pembelajaran ini di SDN Linggar 03 dan SDN 2 Cinunuk terdapat beberapa indikator yang berkaitan dengan perkembangan sosial yaitu :
1. Interaksi
Dengan adanya interaksi sosial akan menyebabkan pembelajaran siswa dalam kelas menjadi lebih berjalan dengan baik. Oleh karena itu, perlu adanya stimulus yang akan meningkatkan perkembangan sosial siswa pada tahap interaksi sosial. Pada media pembelajaran ini akan terlihat interaksi siswa terhadap teman sekelasnya. Untuk siswa kelas bawah ini kematangan sosial pada anak belum terbentuk dengan baik. Oleh karena itu, terdapat beberapa siswa yang masih belum bisa berinteraksi dengan temannya. Siswa tersebut belum bisa berbicara dengan bebas bahkan terlihat ketakutan dan malu saat berbicara dengan temannya. Namun, beberapa siswa juga sudah mulai terbiasa dalam berinteraksi.
2. Pengatasan permasalah
Dengan media pembelajaran ini dapat dilihat bagaimana siswa dalam Mengatasi masalahnya dalam permainan. Apabila anak yang sudah matang dalam perkembangan sosial nya akan mengatasi masalah permainan dengan baik dan paham dengan aturannya. kemampuan dalam mengolah emosi akan mempengaruhi kemampuan anak dalam bersikap ataupun mengabil keputusan dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Kemampuan mengolah emosi dan kemampuan berkomunikasi yang baik dapat menunjang keberhasilan perkembangan sosial si anak.
3. Respon fenomena
Kemampuan berpikir yang baik pada si anak dapat mempengaruhi banyak hal, seperti cara anak tersebut menyelesaikan, menyikapi, dan merespon suatu fenomena sosial yang ada dalam masyarakat. Anak yang memiliki kemampuan berfikir tinggi , mampu mengolah Bahasa yang ia gunakan dalam berinteraksi dengan baik. Beberapa anak masih kesulitan dalam menyampaikan clue dalam permainan. Masih ada anak yang terbata bata dalam merespon fenomena dalam permainan. Ini disebabkan karena kematangan sosial pada anak belum terbentuk.
4. Peran sosial
Dengan media pembelajaran rpg ini anak akan mengerti peran sosial yang sedang ia alami yaitu sebagai siswa sekolah dasar. Anak akan diberitahu apa saja aturan aturan yang harus ia patuhi saat ia menjadi siswa sekolah dasar. Dengan begitu anak dapat mengetahui perilaku yang dapat diterima kelompok sosial, anggota juga harus mampu menyesuaikan perilaku dengan perilaku yang dapat diterima secara sosial. Media pembelajaran yang berupa tebak gambar pada siswa ini memiliki tujuan Kemampuan dalam mengolah emosi akan mempengaruhi kemampuan anak dalam bersikap ataupun mengabil keputusan dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Kemampuan mengolah emosi dan kemampuan berkomunikasi yang baik dapat menunjang keberhasilan perkembangan sosial si anak. Dengan media pembelajaran ini anak akan merespon dan mengatasi masalah terkait perkembangan sosial dengan cara melihat respon anak saat ia diberi stimulus. Anak yang matang secara psikis akan menerima respon tersebut dengan baik dan menjawab pertanyaan dengan baik juga. Dengan media pembelajaran ini dapat dilihat dari anak bersikap asaat mengambil keputusan dalam memecahkan masalah.