Kisah yang Luar biasa

Cendekiawan muslim Ustaz Ismail Yusanto menegaskan, pada Rajab, ada satu peristiwa yang luar biasa. Berikut penuturannya. #FlashNews 


--

UIY: Ada Satu Peristiwa Luar Biasa pada Rajab


https://muslimahnews.net/2024/01/24/26580/

--


Muslimah News, NASIONAL—Rajab adalah satu dari empat bulan yang sangat istimewa yang disebut oleh Nabi, yaitu Zulkaidah, Zulhijah, Muharam, dan Rajab.


Dalam sebuah keterangan dikatakan bahwa tidak boleh menzalimi diri sendiri, apalagi menzalimi orang lain karena kejahatan pada bulan-bulan haram ini akan dilipatgandakan sebagaimana kebaikan juga akan dilipatgandakan.


--

Peristiwa Luar Biasa

--


Berkenaan dengan Rajab ini, cendekiawan muslim Ustaz Ismail Yusanto (UIY) menegaskan ada satu peristiwa luar biasa yang terjadi pada bulan itu.


“Khusus bulan Rajab kita semua tahu di situ ada satu peristiwa yang luar biasa, yaitu Isra Mikraj,” tuturnya di Focus To The Point: “Rajab dan Pelajaran Keimanan dari Abu Bakar ra.” di kanal UIY Official, Kamis (18-1-2024).


Isra Mikraj jelasnya, adalah satu peristiwa diperjalankannya Nabi pada suatu malam dari Masjidilharam ke Masjidilaqsa kemudian naik Sidratulmuntaha yang menegaskan kenabian Nabi Muhammad saw. sekaligus kepemimpinan Nabi di atas para nabi dan rasul.


“Berkenaan dengan Isra Mikraj ini ada satu hal penting tentang bagaimana sayidina Abu Bakar mempercayai peristiwa ini, peristiwa yang tidak mudah untuk dipahami. Jangan lagi untuk ukuran pada masa itu, untuk ukuran sekarang saja itu juga tidak mudah,” ungkapnya.


Ia melanjutkan, jarak Masjidilharam ke Masjidilaqsa itu kurang lebih 1.200 km, dan ini dikisahkan 1.400 tahun lalu yang tidak ada kendaraan, kecuali unta dan kuda yang tentu memerlukan waktu berminggu-minggu.


“Belum lagi dari Masjidilaqsa ke Sidratulmuntaha. Di mana Sidratulmuntaha itu kita tidak tahu, tetapi teknologi yang ada sekarang itu mengatakan bahwa ujung semesta yang bisa diamati itu jaraknya 27,5 miliar tahun cahaya. Sedangkan cahaya itu kecepatannya 300.000 km per detik. Andai Sidratulmuntaha itu di ujung semesta yang bisa diamati itu, lalu bila dia berada di sana, kecepatan Nabi itu berapa? Jaraknya dua kali lipat karena pergi kemudian balik. Semua dilakukan oleh Nabi dalam waktu kurang dari 1 malam,” urainya.


Oleh karena itu menurut UIY, betapa tidak mudahnya memahami peristiwa ini, tetapi di hadapan Abu Bakar itu sangat mudah.


Ia mengutip perkataan Abu Bakar terkait ini, “Sepanjang yang mengatakan itu Nabi pasti benar. Aku sudah membenarkan Nabi dalam kabar langit (wahyu), lalu bagaimana aku harus mengingkari kabar ini? Bahkan aku pasti membenarkan jika Nabi mengatakan lebih dari itu.”


“Ini bagian yang acapkali dilupakan umat. Sampai Nabi mengatakan, andai iman Abu Bakar itu ditimbang dengan iman seluruh penduduk bumi, maka iman Abu Bakar itu lebih unggul,” ucapnya mengutip sabda Nabi.


--

Al-Qur'an

--


UIY mengatakan, jika Abu Bakar percaya penuh kepada Nabi, saat ini ketika Nabi sudah wafat, maka kepercayaan umat sangat bergantung kepada kepercayaannya kepada Al-Qur’an dan Sunah.


“Sangat penting untuk terus memperkokoh keyakinan kepada Al-Qur’an, sampai seperti yang digambarkan Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Anfal ayat 2,” tandasnya.


Oleh karena itu, lanjutnya, jika ada seseorang yang meyakini Al-Qur’an, tetapi tidak menerima syariat, berarti masih ada persoalan dengan keimanannya.


“Kalau kita percaya Al-Quran, mestinya percaya juga kepada apa yang dikatakan Al-Qur’an berkaitan dengan syariat. Semestinya sikap yang dimiliki oleh seorang muslim ketika berhadapan degan syariat Islam sami’na wa atho’na (kami mendengar dan kami taat),” harapnya.


Terakhir ia menegaskan, tanda yang paling nyata dari keimanan penuh kepada Al-Qur’an adalah pikiran dan perbuatannya seperti yang dikatakan Al-Qur’an. [MNews/IA]