"Matahari Ada Bunyinya Loh, Berisik Banget"

Sebagai benda yang punya kekuatan yang luar biasa dahsyat, Matahari tampak sangat sunyi dari Bumi. Kita hanya menganggapnya sebagai bola panas yang sunyi karena suara tidak dapat merambat melalui ruang.

Nyatanya, Matahari punya suara. Jika bisa terdengar, kebisingan pusat Tata Surya kita itu akan sangat-sangat mengganggu.

Matahari pada dasarnya adalah reaksi fusi nuklir raksasa yang memompa begitu banyak energi sehingga memanaskan dan menerangi seluruh planet kita dan seluruh Tata Surya.


Seiring dengan jumlah panas dan cahaya yang luar biasa, ia juga mengeluarkan suara dalam jumlah yang signifikan. Akan tetapi, kita tidak mendengarnya karena suara tidak dapat merambat melalui ruang karena merupakan ruang hampa yang tidak mengandung partikel untuk membawa getaran.

Dalam sebuah thread di forum Reddit, Craig DeForest, seorang ahli heliofisika terkemuka dari Departemen Studi Antariksa Southwest Research Institute menjawab pertanyaan tentang seberapa keras Matahari jika suaranya dapat berjalan melalui ruang angkasa seperti melalui atmosfer Bumi.

Setelah melakukan beberapa perhitungan, dia menjelaskan bahwa Matahari secara teoritis akan mengeluarkan suara sekitar 100 desibel. Suara ini hampir sama kerasnya dengan berdiri di samping seorang pembicara di konser musik rock atau klub malam yang ramai. Kebisingan itu luar biasa jika kita menganggap Matahari berjarak 150 juta kilometer dari kita.

"Matahari (bersuara) sangat keras. Untungnya suara tidak menyebar melalui ruang angkasa, ya?," ujarnya seperti dikutip dari IFL Science.

Dia menambahkan bahwa kita memiliki gambaran tentang kualitas suara berkat berbagai instrumen ilmiah, seperti Michelson Doppler Imager (MDI), yang dipasang di pesawat ruang angkasa SOHO dan mengorbit Matahari sekitar 1,6 juta kilometer dari Bumi.

Gelombang suara sangat dalam sehingga biasanya berada pada frekuensi yang terlalu rendah untuk ditangkap oleh telinga manusia. Ini juga bukan nada tunggal, tetapi pola gelombang akustik yang sangat kompleks, mirip bel.

Untuk membuat suara terdengar di telinga kita, para ilmuwan harus mempercepatnya puluhan ribu kali, memadatkan getaran berminggu-minggu menjadi beberapa detik. Oleh karena itu, hasil yang kita dengar sudah merupakan versi yang sangat halus dan tersaring. Hasil akhir dari proses ini adalah dengungan rendah yang berdenyut, sedikit menyeramkan, tapi anehnya menenangkan.

"Suara tanpa filter yang sebenarnya lebih seperti hiruk-pikuk, dan di telinga akan terdengar kurang lebih seperti suara resonansi dan bising," jelas Dr DeForest di postingan Reddit. (**)