BATAL CEAI
Cuplikan 3
Lalu kulajukan mobil tanpa mengucapkan apapun. Sampai tiba di depan kampusnya.
Sekilas-sekikas dalam perjalanan, kulirik dia yang hanya diam. sepertinya dia bingung. Sayang ekspresinya tak bisa kulihat karena tertutup kain itu. Kalau bisa terlihat, pasti lucu. Eh, apa? Lucu? Pukulan. Wajahnya saja pasti jelek, bagaimana mungkin bisa terlihat lucu?
"Dompetmu masih kutahan,"ucapku datar penghangat sebelum ia turun.
"Itu--"
"Uangmu juga."
"Mii--"
"Nggak usah pulang jalan kaki. Kayak gembel."
Aku meliriknya sinis. Apa susahnya sih minta aku jemput? Telmi sekali gadis desa ini . Benar kok.
"Em. Sebenarnya dari kemarin ada yang nawarin nganterin kok tapi--"
Kotoran! Pasti Bagas.
"Sore aku jemput! Jam empat tepat. Nggak usah lelet. Kalau lelet kutinggal."
Ia tak membantah. Tapi tidak turun juga. Apa kubilang, dia pasti terpesona denganku kan? Hanya jaim saja.
Aku membusungkan dada sambil memasang kacamata hitam.
"Kak, kuliah dulu. Assalamualaikum." Lalu sekilas ia menarik, menciumnya dari balik kain yang menutup wajahnya. Baru turun.
Meninggalkanku yang seketika menyentuh punggung tangan kananku ini. Apa tadi? Dia menciumnya? Apa karena aku tadi menarik tangannya menaiki mobil ini? Jadi dia berani-beraninya.
Harusnya aku geli kan? Apa-apaan gadis desa dari kasta rendah itu berani menciumnya. Mestinya aku merasa begitu. Haruslah. Tapi sepanjang perjalanan menuju kantor sudut bibirku ini malah tertarik terus. Dan penayangan punggung bukit.
“Tumben, Pak Bos Galak senyum-senyum pagi-pagi,” bisik-bisik di ujung koridor.
Aku tidak peduli. Masuk ke lift, menuju ruanganku. Huh, berani-beraninya gadis desa itu menciumnya. Apa dia tidak tahu ini tangan sultan? Aku terus mengamati, menjaga punggung tangan kananku sambil tak kuasa menahan tarikan di kedua sudut bibir.
????????????
Cerita ini sudah TAMAT di aplikasi KBM App. Yuk baca ke aplikasi.
Cari judul : BATAL CEAI
Username : lebahratih
Penulis Lebah Ratih
(***)