Leluhur para Arya Bali
Sri Maharaja Rakai Halu Sri Lokeswara Dharmawangsa Airlangga Anantawikramottunggadewa
Leluhur para Arya Bali
Nama Airlangga berarti “Udara yang melompat”. Ia lahir tahun 990 M. Ayahnya bernama Raja Udayana, raja Kerajaan Bali Kuno dari Wangsa Warmadewa. Ibunya bernama Mahendradatta, seorang putri Wangsa Isyana dari Kerajaan Medang.
Airlangga memiliki dua orang adik, yaitu Marakata (menjadi raja Bali sepeninggal ayah mereka) dan Anak Wungsu (naik takhta sepeninggal Marakata).
Menurut prasasti Pucangan, Maharaja Airlangga dan Narotama berasal dari Bali. Keduanya datang ke Jawa tahun 1006. Berdasarkan prasasti Pucangan (1041) diketahui Maharaja Airlangga adalah penganut Hindu Wisnu yang taat
Dikutip Unair News, ketika berusia 16 tahun, Airlangga dikirim ke Jawa untuk menjalani pernikahan dengan Galuh Sekar ( mohon dikoreksi jika ada pendapat lain ) putri Raja Dharmawangsa Teguh. Sayangnya, tak lama setelah perayaan pernikahan Airlangga dan Galuh Sekar, ibukota kerajaan diserbu oleh Wurawari.
Di kemudian hari wilayah kekuasaan Kahuripan terbagi menjadi dua bagian untuk kedua putra. Selanjutnya, Maharaja Airlangga meninggalkan istana dan meletakkan takhtanya. Dia memilih menuju suatu tempat yang jauh dari keramaian duniawi.
Di sana Maharaja Airlangga menjadi pertapa. Sejumlah nama sebutan Maharaja Airlangga mengemuka saat menjalani pertapaan ini, dalam naskah Serat Calon Arang Airlangga disebut Resi Airlangga Jatiningrat, kemudian juga dengan sebutan Resi Gentayu pada Babad Tanah Jawa, dan berdasarkan Prasasti Gandhakuti dengan Resi Aji Paduka Mpungku Sang Pinaka Citraning Bhuwana.
(***)