Jam Tidur yang Baik Menurut Islam Berdasarkan Kebiasaan Rasulullah SAW



Tidur adalah aktivitas penting yang dibutuhkan oleh manusia setelah seharian berkegiatan. Dengan cara ini, manusia dapat mengistirahatkan tubuh dari rutinitas lelahnya.


Agar tidur berkualitas, ada hal-hal yang perlu diperhatikan untuk membangun pola tidur yang baik. Salah satunya adalah jumlah jam tidur yang cukup bagi tubuh. 


Pola tidur yang sehat berarti memiliki waktu tidur yang teratur setiap harinya. Artinya, seseorang harus tidur dan bangun pada waktu yang sama, agar jam biologis tubuh menjadi stabil.


Islam telah mengatur segala urusan termasuk waktu tidur yang baik untuk kesehatan. Waktu tidur dijelaskan dalam Alquran surat Al Qashahas ayat 73, yang berbunyi:

?????? ??????????? ?????? ?????? ???????? ???????????? ????????????? ?????? ??????????????? ???? ???????? ????????????? ????????????


Artinya: Dan adalah karena rahmat-Nya, Dia jadikan kamu malam dan siang, agar kamu beristirahat pada malam hari dan agar kamu mencari sebagian karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya.


Ayat tersebut dengan jelas menyebutkan bahwa waktu malam digunakan untuk beristirahat dari aktivitas sehari-hari. Sedangkan waktu siang digunakan untuk mencari rezeki. Lalu, bagaimana jam tidur yang baik menurut Islam?


*Bagi teman-teman yang ingin mengikuti informasi penting tentang kesehatan bermutu? Silakan bisa bergabung di Grup WA :*


https://chat.whatsapp.com/IHckPlUn2GQ6mO6b2kXmFE



Jam tidur yang baik menurut Islam telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW selama hidupnya. Hasnawati dalam bukunya yang berjudul Hipertensi menjelaskan, Rasulullah tidur sekitar jam 9 malam dan bangun sekitar jam 2 atau 3 pagi untuk melaksanakan sholat tahajud. Artinya, Rasulullah SAW hanya tidur kurang lebih 5-6 jam sehari.


Anggapan waktu tidur sehat selama 8 jam dipatahkan oleh Daniel F Kripke, seorang ahli psikiatri dari Universitas California. Dalam penelitiannya, ia menyimpulkan orang yang tidur 8 jam sehari memiliki resiko kematian lebih cepat dibandingkan dengan orang yang tidur 6-7 jam sehari.


Menurutnya, tidur terlalu lama atau terlalu singkat akan membawa dampak buruk bagi kesehatan. Tapi, tidak cukup tidur pun dapat menyebabkan seseorang lebih berisiko terkena penyakit diabetes.


Oleh karena itu, umat muslim bisa mencontoh jam tidur Rasulullah untuk menjaga kesehatan tubuhnya. Seperti penjelasan di atas, Rasulullah melarang jam tidur yang baik yaitu sekitar jam 9 malam dan bangun pada sepertiga malam atau sekitar jam 2-3 pagi.


Dikutip dari buku Psikologi Edisi 9 Jilid 1 terbitan Erlangga, penelitian kedokteran terbaru menyatakan bangun di sepertiga malam yang diikuti sholat Tahajud dapat memperbaiki kekebalan tubuh seseorang. Kebiasaan tersebut bahkan bisa melatih kemampuan seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan irama sirkadian.


Sholat Tahajud yang dilakukan dengan tulus, khusyuk, dan dilakukan secara kontinyu dapat membuat kadar kortisol dan reseptor antagonis dalam tubuh menjadi normal. Selain itu, amalan ini dapat membuat seseorang terhidar dari stress bahkan membantu tekanan darah menjadi stabil.


Dengan demikian, sudah seharusnya umat muslim mencontohkan kebiasaan Rasulullah tersebut. Selain berguna untuk menjaga kesehatan, mencontoh dan meneladani beliau merupakan bentuk ketaatan seorang muslim kepada Allah dan Rasul-Nya. (**)