Peta persebaran dialek atau bahasa di Jawa Timur. Secara garis besar ada 6 budaya
Peta persebaran dialek atau bahasa di Jawa Timur. Secara garis besar ada 6 budaya yakni :
1. Arekan
2. Mataraman
3. Pendalungan (bagian timur Jawa Timur)
4. Madura
5. Osing (Blambangan)
6. Tengger
Untuk Pembagian sebaran bahasa, mohon maaf kalau saya tidak mencantumkan kantong-kantong bahasa yang mungkin terbentuk di sini. Saya hanya memberikan garis besarnya saja, yang hanya bisa saya lakukan adalah memberikan garis yang merupakan tanda pertemuan atau transisi antar dialek.
DIALEK AREKAN
Arekan dari kata 'Arek' yang artinya bocah, anak, atau bahasa Inggrisnya 'guys' dikenal dengan tipikal logatnya yang tinggi, tegas dan terdengar kasar namun egaliter juga. Dialek ini dituturkan di Lamongan, Jombang, Mojokerto, Gresik, Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan dan Malang Raya.
Pembeda antara satu daerah dengan daerah lain kalau saya pribadi terdengar dari intonasinya selain beberapa kosakata khas.
Dialek Arekan juga disebut dengan dialek Jawa Timuran yang menjadi ciri khas provinsi Jawa Timur, wilayah penutur dialek Arekan memiliki adat-istiadat, kebudayaan, kesenian, busana yang berbeda dengan daerah lainnya.
DIALEK MATARAMAN
Untuk Dialek Mataraman sendiri terbagi menjadi 3 kelompok
1. Mataraman Kulon yang mencakup Ngawi, Madiun, Ponorogo dan Pacitan. Mataram Kulon ini paling mirip dengan Mataraman Solo di Jawa Tengah.
2. Mataraman Pesisir atau dialek Aneman, yang meliputi wilayah Bojonegoro dan Tuban. Dialek Aneman ini banyak kesamaannya juga dengan dialek Pantura Timur di Jawa Tengah.
3. Mataraman Wetan yang terbentang dari Nganjuk sampai Tulungagung dan Trenggalek sampai Blitar dengan peralihan ada di Jombang bagian barat, Kabupaten Malang bagian barat laut, barat, hingga sebagian Malang selatan. Mataraman ini juga terdapat di kecamatan2 selatan banyuwangi.
PENDALUNGAN
Pendalungan berarti periuk besar, adalah wilayah di mana orang Jawa dan Madura bertemu serta menghasilkan budaya baru dan dialek baru. Mencakup Probolinggo, Lumajang, Situbondo, Bondowoso dan Jember.
Tapi dalam peta ini saya gambarkan dengan warna hijau yang bergaris merah, yang berarti percampuran. Sedangkan daerah yang merah adalah daerah Pendalungan yang dominan di Madura, dimana bahasa Madura adalah bahasa mayoritas di tempat tersebut. Sedangkan Lumajang bagian barat, selatan dan Jember bagian selatan didominasi bahasa Jawa.
BAHASA MADURA
Bahasa Madura (termasuk dialek Bawean dan Kangean) dituturkan oleh sekitar 17,53% penduduk Jawa Timur (2010) dan tersebar di Pulau Madura dan kepulauan2 sekitarnya, Surabaya bagian utara, bertumpuk bersamaan dengan bahasa Jawa di beberapa kecamatan di Malang Selatan, sebagian Pasuruan , sebagian besar wilayah Probolinggo, seluruh wilayah Situbondo dan Bondowoso, sebagian Lumajang khususnya bagian utara dan timur, Jember bagian utara dan timur laut, serta Banyuwangi bagian utara, barat dan pesisir Muncar.
Selain itu dialek Bawean dan Kangean dihapus dari bahasa Madura yang dituturkan di Pulau Bawean (kecuali Desa Diponggo yang dominan berbahasa Jawa) dan Kepulauan Kangean, terutama di Pulau besar Kangean dan Paliat).
Perlu diketahui, bahasa Madura dialek Pamekasan-Sumenep dianggap sebagai standar bahasa Madura.
OSING BANYUWANGI (BLAMBANGAN)
Dialek Osing/Banyuwangen ini distribusi bahasanya tersebar di bagian tengah dan timur banyuwangi serta sebagian di banyuwangi bagian selatan.
Osing juga dituturkan oleh kantong-kantong desa Osing di desa Biting (Arjasa), Kemiri (Panti), Glundengan (Wuluhan) dan Puger di Kabupaten Jember. Ada juga beberapa komunitas yang tinggal di Bondowoso dan Situbondo.
Bahasa Osing atau dialek Osing ini masih menyisakan arkaisme bahasa Jawa yang sudah ditinggalkan bahasa Jawa dialek lain, kendati lafalnya bukan A tapi O.
DIALEK TENGGER
Dialek Tengger dituturkan di kawasan Pegunungan Tengger yang meliputi barat daya Probolinggo, tenggara Pasuruan, timur Malang dan barat laut Lumajang. Dialek Tengger juga masih menyisakan arkaisme dalam pemahamannya termasuk lafal A sebagaimana Banyumasan maupun Cirebon.
BAJAU/BAJO
Bahasa Bajo/Bajau ini dituturkan oleh masyarakat Pulau Sapeken dan pulau-pulau sekitarnya di gugusan Kepulauan Kangean. Secara administrasi Kepulauan ini masuk ke Kabupaten Sumenep, namun secara geografi lebih dekat ke Pulau Bali.
Sekali lagi, untuk kantong2 bahasa, mohon dimaklumi jika terlewat termasuk jika ada kesalahan yang mungkin tidak terdeteksi.
Semoga bermanfaat
Matur suwun, Mator kaso'on, Matur tengkyu, Terima kasih.
Sumber : Bambang Priantono
1. Arekan
2. Mataraman
3. Pendalungan (bagian timur Jawa Timur)
4. Madura
5. Osing (Blambangan)
6. Tengger
Untuk Pembagian sebaran bahasa, mohon maaf kalau saya tidak mencantumkan kantong-kantong bahasa yang mungkin terbentuk di sini. Saya hanya memberikan garis besarnya saja, yang hanya bisa saya lakukan adalah memberikan garis yang merupakan tanda pertemuan atau transisi antar dialek.
DIALEK AREKAN
Arekan dari kata 'Arek' yang artinya bocah, anak, atau bahasa Inggrisnya 'guys' dikenal dengan tipikal logatnya yang tinggi, tegas dan terdengar kasar namun egaliter juga. Dialek ini dituturkan di Lamongan, Jombang, Mojokerto, Gresik, Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan dan Malang Raya.
Pembeda antara satu daerah dengan daerah lain kalau saya pribadi terdengar dari intonasinya selain beberapa kosakata khas.
Dialek Arekan juga disebut dengan dialek Jawa Timuran yang menjadi ciri khas provinsi Jawa Timur, wilayah penutur dialek Arekan memiliki adat-istiadat, kebudayaan, kesenian, busana yang berbeda dengan daerah lainnya.
DIALEK MATARAMAN
Untuk Dialek Mataraman sendiri terbagi menjadi 3 kelompok
1. Mataraman Kulon yang mencakup Ngawi, Madiun, Ponorogo dan Pacitan. Mataram Kulon ini paling mirip dengan Mataraman Solo di Jawa Tengah.
2. Mataraman Pesisir atau dialek Aneman, yang meliputi wilayah Bojonegoro dan Tuban. Dialek Aneman ini banyak kesamaannya juga dengan dialek Pantura Timur di Jawa Tengah.
3. Mataraman Wetan yang terbentang dari Nganjuk sampai Tulungagung dan Trenggalek sampai Blitar dengan peralihan ada di Jombang bagian barat, Kabupaten Malang bagian barat laut, barat, hingga sebagian Malang selatan. Mataraman ini juga terdapat di kecamatan2 selatan banyuwangi.
PENDALUNGAN
Pendalungan berarti periuk besar, adalah wilayah di mana orang Jawa dan Madura bertemu serta menghasilkan budaya baru dan dialek baru. Mencakup Probolinggo, Lumajang, Situbondo, Bondowoso dan Jember.
Tapi dalam peta ini saya gambarkan dengan warna hijau yang bergaris merah, yang berarti percampuran. Sedangkan daerah yang merah adalah daerah Pendalungan yang dominan di Madura, dimana bahasa Madura adalah bahasa mayoritas di tempat tersebut. Sedangkan Lumajang bagian barat, selatan dan Jember bagian selatan didominasi bahasa Jawa.
BAHASA MADURA
Bahasa Madura (termasuk dialek Bawean dan Kangean) dituturkan oleh sekitar 17,53% penduduk Jawa Timur (2010) dan tersebar di Pulau Madura dan kepulauan2 sekitarnya, Surabaya bagian utara, bertumpuk bersamaan dengan bahasa Jawa di beberapa kecamatan di Malang Selatan, sebagian Pasuruan , sebagian besar wilayah Probolinggo, seluruh wilayah Situbondo dan Bondowoso, sebagian Lumajang khususnya bagian utara dan timur, Jember bagian utara dan timur laut, serta Banyuwangi bagian utara, barat dan pesisir Muncar.
Selain itu dialek Bawean dan Kangean dihapus dari bahasa Madura yang dituturkan di Pulau Bawean (kecuali Desa Diponggo yang dominan berbahasa Jawa) dan Kepulauan Kangean, terutama di Pulau besar Kangean dan Paliat).
Perlu diketahui, bahasa Madura dialek Pamekasan-Sumenep dianggap sebagai standar bahasa Madura.
OSING BANYUWANGI (BLAMBANGAN)
Dialek Osing/Banyuwangen ini distribusi bahasanya tersebar di bagian tengah dan timur banyuwangi serta sebagian di banyuwangi bagian selatan.
Osing juga dituturkan oleh kantong-kantong desa Osing di desa Biting (Arjasa), Kemiri (Panti), Glundengan (Wuluhan) dan Puger di Kabupaten Jember. Ada juga beberapa komunitas yang tinggal di Bondowoso dan Situbondo.
Bahasa Osing atau dialek Osing ini masih menyisakan arkaisme bahasa Jawa yang sudah ditinggalkan bahasa Jawa dialek lain, kendati lafalnya bukan A tapi O.
DIALEK TENGGER
Dialek Tengger dituturkan di kawasan Pegunungan Tengger yang meliputi barat daya Probolinggo, tenggara Pasuruan, timur Malang dan barat laut Lumajang. Dialek Tengger juga masih menyisakan arkaisme dalam pemahamannya termasuk lafal A sebagaimana Banyumasan maupun Cirebon.
BAJAU/BAJO
Bahasa Bajo/Bajau ini dituturkan oleh masyarakat Pulau Sapeken dan pulau-pulau sekitarnya di gugusan Kepulauan Kangean. Secara administrasi Kepulauan ini masuk ke Kabupaten Sumenep, namun secara geografi lebih dekat ke Pulau Bali.
Sekali lagi, untuk kantong2 bahasa, mohon dimaklumi jika terlewat termasuk jika ada kesalahan yang mungkin tidak terdeteksi.
Semoga bermanfaat
Matur suwun, Mator kaso'on, Matur tengkyu, Terima kasih.
Sumber : Bambang Priantono
Silahkan yang ingin request pembahasan , bisa langsung Personal Message saya.
Jangan lupa follow saya untuk mendapatkan informasi unik berikutnya ya....
#Sejarah #FaktaSejarah #Dialek
Silahkan yang ingin request pembahasan , bisa langsung Personal Message saya.
Jangan lupa follow saya untuk mendapatkan informasi unik berikutnya ya....
#Sejarah #FaktaSejarah #Dialek
(***)