TERIMA KASIH TELAH MERAWATKU
Laki-laki Prancis ini saat bayi dirawat dan diasuh oleh seorang PRT. Ketika ia sudah dewasa dan kaya ia kembali mencari pengasuh yang merawatnya 38 tahun lalu. Intinya ia sangat terkesan dengan pengasuhan dan cinta kasih yang ia terima dari pengasuhnya tersebut. Alhamdulillah pria Prancis itu bisa bertemu kembali dengan pengasuhnya tersebut di Pantai Gading, Afrika Barat. Tentu saja sangat gembira. Ia lalu memberikan hadiah 10 juta Franc (sekitar 180 M) dan memberi gaji bulanan sebagai rasa terima kasihnya telah dirawat, diasuh, dan dicintai dengan sepenuh hati sewaktu masih kecil. Sungguh kisah tentang cinta kasih dan balas jasa yang indah dan menakjubkan.
Saya jadi ingat cerita seorang teman yang bertemu dengan suami dan istri di Bandara Changi, Singapura. Suami dan istri tersebut sedang berlibur ke tiga negara, Singapura, Malaysia, dan Bangkok. Dan mereka dibiayai sepenuhnya oleh salah seorang mantan murid si istri yang dulunya guru SD.
Jadi kisahnya adalah Bu Guru SD ini pernah menolong seorang siswa yatim yang sangat miskin. Si anak sering tidak masuk dan kalau masuk selalu lemah dan tidak bisa konsentrasi. Ketika ditanya ternyata dia selalu kelaparan dan tidak selalu bisa makan setiap hari karena begitu miskin. Oleh gurunya ia pun selalu membawakan sarapan dan setiap pulang sekolah diajak ke rumahnya untuk ikut makan siang di rumahnya. Jika anak membalas budi dengan ikut membersihkan rumah atau mengerjakan apa saja yang bisa ia lakukan. Si Guru sering membawakan makanan, pakaian, atau apa saja kebutuhan si anak untuk dibawa pulang. Hal ini berlangsung terus sampai si anak SMA dan pindah ke Jawa karena dapat beasiswa. Mereka lalu memutuskan hubungan.
Ternyata si anak bisa melanjutkan sampai kuliah dan lulus lalu bekerja di Singapura. Karena prestasinya bagus ia lalu pindah ke Eropa. Tidak lama kemudian ia memutuskan keluar dan mendirikan usaha sendiri. Usahanya berhasil dan ia jadi kaya raya . Begitu dia punya kesempatan untuk pulang ke Indonesia maka dia segera mencari ibu guru yang membantu dulu. Sekaranglah waktunya untuk membalas budi kepada Ibu Guru yang telah menyayanginya sejak kecil. Berbagai macam hadiah telah ia berikan kepada Ibu Guru yang ia anggap sebagai ibunya sendiri. Liburan ke tiga negara itu hanya salah satu hadiahnya.
Saya selalu terkesan dengan kisah semacam ini karena itu membuat kita yakin bahwa kebaikan akan selalu menghasilkan kebaikan, baik berupa materi atau pun dalam bentuk lain. Itu sebabnya saya selalu mengingatkan pada teman-teman guru agar selalu berbuat baik pada murid-muridnya, terutama memang yang perlu diperhatikan dan perlu ditolong. Siapa lagi yang akan membantu, memerhatikan, dan menyayangi mereka kalau bukan para gurunya sendiri yang sudah seperti orang tua mereka sendiri di sekolah. Sekolah adalah ladang yang sangat besar bagi kita, para guru, untuk menanam benih kebaikan pada murid-murid kita. Tidak semua orang punya ladang yang luas untuk menanam benih seperti para guru. Dalam hal ini para guru sangat beruntung dibandingkan dengan profesi lain. ????
Balikpapan, 15 Juni 2024
Satria Dharma
(***)