Perang padang sibusuk

Perang padang sibusuk seperti strategi Jawa yang dipakai, dalam catatan sejarahnya ada dalam hikayat pasai. Beberapa versi menyatakan terjadi dua kali tahun 1409 dan 1411.


Dalam tambo tambo minang dikatakan bahwa pada kedatangan Adityawarman kedua datuk yaitu Datuk katumggungan dan Parpatih akhirnya bersepakat menerima kedatangan Adityawarman dan Menjadi Raja juga dikisahkan Adityawarman dinikahkan dengan Adik mereka.


Kedatangan balatantara Jawa sejak Pamalayu itu sebelumnya sudah masuk di Dharmasraya, sementara Palembang menurut Suma oriental sudah berada di Majapahit setidaknya sejak tahun 1377.


Dalam perang Padang sibusuk dikisahkan balentantara Jawa yang datang mau saja ketika disambut dengan ramah dan diajak makan makan, ada juga kisah ajakan adu kerbau. Pada intinya kesemua cerita itu Tentara Majapahit mau menerima uluran persahabatan dan nego nego pada awalnya. Kejadian ini terjadi bukan dizaman adityawarman lagi tetapi zaman keturunanya, bisa jadi pada masa Ananggawarman.


Setelah mau di ajak makan makan fan lengah itulah pasukan Majapahit dibantai dalam perang padang sibusuk. Sebuah strategi yang pernah diterapkan Majapahit oleh Dyah wijaya ketika menarik tentara tatar Nagari.


Pertanyaanya itu jika Majapahit mau, tentunya menyadari hubungan mereka yang sudah akrab sebelumnya, dan yang kedua strategi itu mirip dengan yang digunakan Majapahit bisa saja itu ide pengikut Adityawarman yang telah menetap disana dan kurang menyukai Wikramawardhana sebagai penguasa Majapahit saat peristiwa Padang sibusuk terjadi. sebab strategi seperti ini tidak terfikirkan ketika musyawarah akan kedatangan Adityawarman.


Versi yg menyatakan ada perang susulan 1411 menyatakan bahwa Majapahit menang, dan kendali wilayah tetap di Palembang hingga kemudian semua beralih ke kasultanan Demak. namun bukti sejarah yang ada yang saya tau baru Hikayat pase mengenai peristiwa padang sibusuk.



(***)