strategi perang Asia dari Tiongkok
Jika strategi perang Asia dari Tiongkok telah dibukukan dan dipelajari dengan populer seperti Sun tzu sementara strategi Perang Jawa kurang populer dibandingkan Sun Tzu, maksudnya strategi Sun tzu itu dipelajari juga oleh dunia Barat pada zaman modern ini selain militer juga untuk bisnis.
Sementara Strategi perang Jawa sebagian terinspirasi oleh strategi perang bratayuda, sebagian lagi mungkin terjadi dari pulau Jawa, dalam perang Diponegoro ada strategi Garuda Ngalayang, dalam perang Mangkunegoro satu vs Belanda dan pendukungnya ada strategi dhedemitan dan lain-lain. Kemudian gelar gelar perang supit urang yang telah dikenal sejak lama di Jawa juga masih dipakai di Palagan Ambarawa oleh Jendral Republiken.
Serangan serangan mendadak ala Jayakatwang ke Tumapel yang memecah menjadi pasukan Dua. Serangan mendadak Sutawijaya ke Madiun, Serangan Tiba tiba Mataram ke Batavia, dan teknik2 pengepungan.
Tetapi Bab demi bab memang tidak dibakukan seperti sun Tzu dengan filosofi2 Tiongkok, gabungan dari perang Psikologi , teknik dalam pertempuran yang dibakukan menjadi 36 bagian. Tidak tahu apakah nilai-nilai nilai yang terkandung dalam Sun tzu diminati dan masuk dalam kultur Arab dimana disana juga memiliki strategi kultur tersendiri.
Tetapi mengingat Jawa mempunyai catatan sebagai penguasa Nusantara yang di akui oleh sumber sumber yang berbeda beda tentu Jawa kaya akan strategi2 itu namun cukup gelap untuk diraba hanya bisa dilihat sedikit dari kisah Sejarah Tanah jawa yang dipublikasi dengan genre Sejarah.
(***)