Suku Osing, Banyuwangi



Suku Osing atau biasa diucapkan Suku Osing adalah penduduk asli Banyuwangi atau disebut juga sebagai Laros (akronim dari Lare Osing) atau Wong Blambangan merupakan penduduk mayoritas di beberapa kecamatan di Kabupaten Banyuwangi. 


Orang Osing Mengunakan Bahasa Osing yang merupakan pengaruh dari bahasa Bali turunan langsung dari bahasa jawa turunan sebagai bahasa sehari - hari mereka. 


Tepatnya di sekitar Kecamatan Glagah, Banyuwangi, Jawa Timur; Suku Osing mempunyai Bahasa Osing yang merupakan pengaruh dari bahasa Bali dan sedikit pengaruh dari bahasa jawa kuno.


Pada awal terbentuknya masyarakat Osing kepercayaan utama suku Osing adalah Hindu-Budha seperti halnya Majapahit. 

Namun berkembangnya kerajaan Islam di pantura menyebabkan agama Islam dengan cepat menyebar dikalangan suku Osing.

Berkembangnya Islam dan pengaruh luar lain di dalam masyarakat Osing juga dipengaruhi oleh usaha VOC dalam menguasai daerah Blambangan. 


Masyarakat Osing mempunyai tradisi puputan, sama halnya dengan masyarakat Bali. Puputan adalah perang terakhir hingga penghabisan darah sebagai usaha terakhir 

Mempertahankan diri terhadap serangan musuh yang lebih besar dan kuat. Tradisi ini pernah menyulut peperangan besar yang disebut Puputan Bayu pada tahun 1771 M.


Kesenian Suku Osing sangat unik dan banyak mengandung unsur mistik seperti kerabatnya Suku Bali dan Suku Tengger. Kesenian utamanya antara lain Gendrung, Patrol, Seblangkuntulan, Kendang Kempul, Janger, Jaranan, jaran Kincak, Angklung Caruk dan Jedor..


Rahayu Mulyaning Jagad!


(***)