Sejarah Desa Pangeureunan Balubur Limbangan

Desa Pangeureunan Balubur Limbangan Memiliki Sejarah Sejak Kerajaan Pajajaran

--

Pangeureunan adalah wilayah Desa yang berada di Kecamatan Balubur Limbangan, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Desa Pangeureunan merupakan desa yang berbatasan dengan kawasan konservasi Taman Buru Kareumbi Masigit dan memiliki sejarah yang cukup panjang di tatar pasundan.


Pangeureunan dalam bahasa indonesia dapat diartikan sebagai kata “pemberhentian”. Kata Pangeureunan (pemberhentian) yang saat ini diabadikan menjadi nama sebuah desa berawal dari sejarah masa kerajaan silam di wilayah Tataran Sunda yang telah menjadikan wilayah ini sebagai tempat peristirahatan para kaum bangsawannya.


Di masa Kerajaan Siliwangi ke VI (Padjadjaran) tuan baginda Raga Mulya, Anak bungsunya menjadikan tempat persembunyian dikarenakan perang yang berkecamuk dengan kerajaan Banten (Sultan Hassanuddin) berikut pengawal senopati (Eyang Cipancar, yang makamnya di Limbangan) dan punggawanya juga ikut serta penasehat kerajaan ( Eyang Ariadipa) dan pengasuhnya. Semenjak peristiwa tersebut diatas, lokasi ini terkenal dengan sebutan “Pangeureunan”. Sehingga hingga saat ini nama tersebut masih menjadi nama Dusun dan Desa di wilayah Kecamatan Balubur Limbangan, Kabupaten Garut.


Desa Pangeureunan memiliki luas wilayah 1.350 ha dengan jumlah penduduknya sebanyak 5.695 jiwa. Desa ini memiliki 5 wilayah dusun, yang terdiri dari : Kubang, Margamukti, Pangeureunan, Nagrak dan Cihanjuang. Secara topografi, wilayah Desa Pangeureunan berada pada ketinggian antara 700 – 1200 m dpl dan sebagian besar masyarakatnya memiliki mata pencaharian sebagai petani. Ada hal yang menarik di Desa Pangeureunan, dimana terdapat satu kampung yang memiliki letak terpencil dari kampung-kampung lainnya di Desa Pangeureunan. 


Nama kampung tersebut adalah Kampung Cimulu, secara administratif kampung ini berada di Dusun Kubang, Desa Pangeureunan, Kecamatan Balubur Limbangan, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat. Meski begitu, lokasinya cukup dekat dengan Kab Bandung.


Kampung Cimulu ini sudah ada sejak zaman Belanda hingga sekarang. Untuk keperluan administrasi kependudukan, warga sudah terbiasa berjalan sejauh ± 3 kilo menuju kantor Desa Pangeureunan dengan menembus hutan. Meski dekat dengan Kab Bandung, warga disini membuat KTP tetap di Garut dan sudah terbiasa pula berjalan kaki sejauh ± 3 kilo menembus hutan untuk membuat KTP. 


Bicara Obyek wisata, tentunya tidak seperti yang kita bayangkan, karena daerah ini merupakan daerah yang berada diantara gugusan pegunungan Pasir Malang, pegunungan Kareumbi Masigit dan hutan cemara Perum Perhutani. Namun, karena letaknya yang berbatasan dengan kawasan Taman Buru Kareumbi Masigit, maka tak jarang para pengendara motor cross yang melewati lalang di Desa Pangeurenan, khususnya dari Kampung Cimulu, Dusun Kubang kearah Dusun Pangeureunan untuk kembali masuk ke kawasan Kareumbi Masigit.


Sumber : Garoet tempo dulu


(***)