apa yang dimaksud Mitoma

Supaya lebih paham apa yang dimaksud Mitoma, kurang lebih seperti ini perjuangan Jepang meraih tiket ke Piala Dunia hingga menjadi tim terbaik Asia seperti saat ini:


1986: Jepang hanya tinggal terpilih lolos ke Piala Dunia, namun di Putaran ke-3 / Babak III atau final Zona Asia Timur kalah dari Korsel dengan agregat 1-3 sehingga Nippon gagal lolos ke Piala Dunia Meksiko.


1990: Gagal lolos dari Putaran ke-2 / Babak II setelah hanya mampu menjadi runner up Grup F di bawah Korea Utara.


1994: Gagal lolos ke Piala Dunia Amerika setelah hanya mampu menjadi peringkat ketiga kualifikasi akhir. Mereka hanya butuh beberapa detik saja untuk lolos ke Piala Dunia, namun gagal mempertahankan keunggulan 2-1 atas Irak karena kebobolan di detik akhir laga. Skor akhir 2-2 dan akhirnya Korsel yang menang 3-0 atas Korut yang menyalip posisi Jepang sebagai runner up kualifikasi dan lolos ke Piala Dunia. Jepang menanggung malu karena gagal lolos ke Piala Dunia meski berstatus sebagai juara Piala Asia (1992).


1998: Nyaris gagal lagi lolos ke Piala Dunia karena di grup B putaran kedua (putaran ke-2) hanya mampu menjadi runner up di bawah Korsel. Jepang secara susah payah akhirnya lolos pertama ke Piala Dunia setelah mengalahkan Iran 3-2 di babak play off.


2002: Lolos ke Piala Dunia dengan status tuan rumah. Namun belum bisa bicara banyak di Piala Dunia karena kalah 0-1 dari Turki di Babak Perdelapanfinal.


2006: Lolos lagi ke Piala Dunia, namun hanya mampu menjadi juru kunci grup F, termasuk diantaranya dihajar Australia 1-3 (namun 1 dekade kemudian, level Jepang sudah berkembang pesat di atas Australia).


2010-2022: Jepang selalu lolos ke fase knock out di Piala Dunia


2010: Jepang 0-0 Paraguay, 3-5 pena. (1/8 terakhir)

2018: Jepang 2-3 Belgia (1/8 final)

2022: Jepang 1-1 Kroasia (1/8 final).


Yang perlu dicatat adalah di Piala Dunia 2022 ini Jepang di babak penyisihan sudah bisa mengalahkan Jerman dan Spanyol, dua pemenang Piala Dunia di fase grup.


Kelak, jika mental pemain Jepang sudah semakin kuat, maka bisa jadi mereka akan melangkah lebih jauh di Piala Dunia.


Mental? Bukannya mereka sudah memiliki pemain level dunia yang tampil secara teratur di klub-klub besar Eropa? Ya memang sih, pertanyaan bodoh seperti ini sering diajukan oleh orang yang gak bener-bener paham sepakbola. Mereka mengira mental pemain secara individu dan tim itu sama, padahal jelas berbeda. Mental secara individu lebih kepada bagaimana pemain itu dididik dari kecil saat mengenal sepakbola. Sedangkan mental secara tim terbentuk saat tim yang diperkuatnya sudah mempunyai “karakter”, dan dia akan mengikuti karakter itu. Karena Jepang sudah memiliki karakter yang kuat secara tim (main cepat dan akurat, mobilitas dan pressed tinggi) maka itulah yang selalu ditampilkan timnas Jepang (segala kelompok usia) dalam setiap laga mereka. Kenapa timnas Indonesia semalam kelabakan dalam menghadapi Jepang? Ya karena tim Indonesia belum mempunyai karakter yang kuat, sehingga mental yang tangguh secara tim belum terbentuk. Sekali lagi ini bukan melulu perkara kualitas secara individu, tapi mentalitas secara tim, dan membentuk mentalitas tim itu gak bisa instan, butuh waktu yang lama memang.


Jadi semoga sekarang kita paham dengan apa yang dimaksud Kaoru Mitoma "dalam waktu yang lebih lama" itu seperti apa. Butuh proses yang panjang dan konsisten agar timnas Jepang bisa mahir sekarang. Berbeda dengan kebanyakan orang Indonesia yang belum-belum kebanyakan mengeluh: "pakai pemain lokal gagal, pakai pemain naturalisasi gagal, pakai pemain keturunan gagal". Ya iyalah gagal karena kita tidak pernah percaya pada proses, tidak mau sabar, tapi hanya mau hasil akhir yang sempurna.


(***)