Pesona Situs Wadu Ntanda Rahi yang Melegenda

 


Salah satu ikon wisata yang ada di Kota Bima yang selama ini menjadi perhatian Pemerintah adalah Situs Wadu Ntanda Rahi yang terletak di Doro Bedi Kelurahan Manggemaci Kecamatan Mpunda Kota Bima, Nusa Tenggara Barat. Dalam bahasa Bima, wadu berarti batu, ntanda berarti mengamati, melihat, menyaksikan, memperhatikan, rahi berarti suami. Secara kalimat, Wadu Ntanda Rahi berarti batu yang memandang suami.


Situs Wadu Ntanda Rahi merupakan salah satu legenda dan simbol dari kisah seorang istri yang memandang suaminya yang akan berangkat merantau ke pulau seberang. Jika dilihat secara fisiknya, batu ini memang agak berbeda dengan batu di sekitarnya. Ia menjulang tinggi, seolah sedang mengamati sekeliling. Kisah tentang Wadu Ntanda Rahi, diceritakan turun temurun setiap generasi. Karena ini merupakan cerita rakyat yang sarat akan makna. 


Dahulu, ada keluarga kecil yang tinggal di pesisir pantai. Seorang suami yang berprofesi sebagai nelayan, kadang ia berangkat melaut jika waktu senja menyapa, lalu mengemudikan perahunya sampai ke bibir pantai. Ia semalaman ada laut, menjaring ikan, membawanya pulang ketika sudah terang. Istrinya ditinggal bersama dengan putra semata wayangnya. Mereka dibiarkan menunggu. Menanti. Lalu bersua di keesokan harinya. 


Namun, suatu ketika sang suami kembali melaut. Kali ini, sang istri sambil memegang tangan anaknya mengantar sang suami sampai ke tepi pantai. Ada kesedihan mendalam yang dirasakan oleh sang istri, karena saking sering ditinggalkan. Ada kepedihan yang terpendam, yang terasa sulit untuk diutarakan. 


Hatinya hancur, karena kali ini sang suami tampaknya akan pergi dalam waktu yang tak sebentar, dan tak ada kepastian untuk kembali. Sebab, ketika sang suami pergi, ada rindu yang mendekap dalam kalbu, tidak ada lagi hangatnya pelukan kala malam meninggi, dan tak ada bentrok-pertengkaran kecil yang berakhir kebahagian. Kali ini, sang istri mengiringi suaminya pergi, berdiri di bibir pantai sambil melihat sang suami mendayung perahu, membelah ombak, semakin jauh, dan benar-benar hilang dari pandangannya.


Sang istri terus memandang kekecewaan suaminya dan terus menginginkan suaminya pulang. Namun, sang suami belum juga pulang dan sang istri terus berdiri menantikan kehadiran sang suami. Karena begitu lamanya sang istri berdiri menantikan kepulangan sang suami, tiba-tiba saja sang istri berubah menjadi batu. Sayangnya, sang suami belum juga pulang. Kisah ini menceritakan tentang kesetiaan sang istri yang menantikan kepulangan sang suami dari pergi berlayar. Itulah sekilas legenda Situs Wadu Ntanda Rahi. 


Kini, Situs Wadu Ntanda Rahi telah ditetapkan oleh Pemerintah Kota Bima melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sebagai lokasi obyek wisata. Tidak sulit mengunjungi obyek wisata tersebut, karena berada di gunung Bedi, yang berada ditengah Kota Bima. Menuju ke lokasi batu yang disebut Wadu Ntanda Rahi pun tidak terlalu memakan tenaga, karena pengunjung cukup menapaki 281 anak tangga.


(***)