PANGLIMA BARATAYUDHA

PANGKALIMA UJAN PANAS

( PANGLIMA BARATAYUDHA )


Pangkalima Ujan Panas adalah gelar yang disematkan kepada SANGEN PAKANG seorang Pangkalima Perang yang masih muda. Pangkalima Ujan Panas adalah pemimpin perang melawan Kolonial Belanda pada waktu terjadi Perang Banjar-Barito yang meletus pada tahun 1859 - 1905. Perang di Sungai Kahayan (Daerah Batang Biaju Besar/Dayak Besar) tidak sesengit perang di daerah Banjar-Barito. Perang didaerah Kahayan (Biaju Besar/Dayak Besar) terjadi karena para pejuang Banjar dan keluarga Kesultanan Banjar yang dikenal dengan Pagustian terdesak, menyingkir dan mudik ke hulu Sungai Barito. Mereka bergabung dengan para pemuka dan tokoh Dayak. Bersama para Tamanggung, Damang, Singa, Jaga, dan Pangkalima mereka menyusun siasat melawan pemerintah kolonial Belanda yang menguasai Kesultanan Banjar dan Tanah Dayak.


Setelah persiapan pertahanan di Sungai Barito terbangun, Sultan Mochamad Seman melanjutkan penggalangan kekuatan hingga ke Kapuas Hulu dan terjadi perang di Kapuas Hulu yang dikenal dengan PERANG MANDOUN dan menembus ke Kampung Tumbang Posu di Hulu Sungai Kahayan. Dia mempererat barisan bersama para tokoh Dayak untuk melawan penjajah yang masuk. Perjalanan dilanjutkan ke bagian Hulu Sungai Kahayan, tepatnya di Desa Tumbang Haputung Kecamatan Kahayan Hulu Utara. Bersama tokoh masyarakat setempat membangun kekuatan dan Benteng pertahanan. Sebagai pemimpin benteng ditampilkanlah Tamanggung Tawa dari Tumbang Habaon. Pada tahun 1885 berdirilah benteng Tewah di Tumbang Patangan dengan Pangkalima Perang yang masih muda yakni SANGEN PAKANG yang bergelar PANGKALIMA UJAN PANAS dan oleh Sultan Mochamad Seman diberi gelar PANGLIMA PERANG BARATAYUDHA. Diapun bergabung dengan Tamanggung Tawa dan Sultan Mochamad Seman. Mungkin ketika itulah maka ada Panji atau Pataka di Hulu Sungai Kahayan. Sehingga pada tahun 1885 di Benteng Tumbang Patangan terjadilah perang dengan Tentara Belanda yang dikenal dengan PERANG TEWAH yang dipimpin oleh PANGKALIMA UJAN PANAS.


SANGEN PAKANG berasal dari Kaleka Baras Desa Tumbang Miwan Kecamatan Kurun Kabupaten Gunung Mas. Ia merupakan seorang tokoh dan pahlawan untuk desanya Tumbang Miwan yang sangat gigih melawan penjajahan dan diberi gelar PANGKALIMA UJAN PANAS atau PANGLIMA BARATAYUDHA pada perang Banjar dan wafat pada tahun 1942. Dan makamnya dijadikan objek cagar budaya makam tua SANGEN PAKANG (PANGKALIMA UJAN PANAS).


Sumber :

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=610036513112717&id=100023191201088 ni


@semua orang 

BUDAYA DAYAK 

#Sejarah_Dayak_NgajuOotDanum (Biaju)

#Das_Kahayan_Das_Barito


(***)