HIKAYAT AMIR HAMZAH, MANUSKRIP JAWA TERTEBAK 3000 HALAMAN TERSIMPAN DI BRITISH LIBRARY
manuskrip Menak Amir Hamzah merupakan sebuah naskah kuno dari Jawa, tepatnya Yogyakarta yang masuk dalam proyek digitalisasi dan telah diunggah secara berani. Naskah kuno Serat Menak Amir Hamzah, ditulis dalam aksara Arab (pegon) dengan tinta hitam di atas kertas Jawa (dluwang).
Berdasarkan kisah Arab-Persia, versi dalam bahasa Jawa telah ditambahkan dengan narasi mengenai putra dan cucu Amir Hamzah.
Dokumen ini berasal dari Keraton Yogyakarta dan ditulis untuk Ratu Ageng Tegalreja (sekitar 1730-1803), yang merupakan istri Sultan Hamengku Buwono I, sultan pertama Yogyakarta, dan juga ibu Sultan Hamengku Buwono II.
Menarik untuk dicatat, Ratu Ageng Tegalreja adalah nenek buyut Pangeran Diponegoro (Raden Mas Mustahar), seorang pahlawan nasional Indonesia dalam Perang Jawa yang terjadi antara tahun 1825 hingga 1830 M.
Dalam pengantar dokumen tersebut, ia disebut sebagai Prabu Wanodya / Kang Jumeneng Ratu Agung / Kang Ngedhaton Tegalreja.
Dokumen ini direkam antara tahun 1792 dan sebelum tahun 1812, saat diambil oleh pasukan Inggris dari istana Yogyakarta (dalam peristiwa Geger Sepehi).
Namun, waktu yang tepat untuk menyelesaikan penyalinan dokumen ini tidak diketahui.
Dokumen ini dibuat dari jenis kertas Jawa, dluwang, yang terbuat dari kulit pohon murbei kertas.
(***)