Perlakuan dan Pola Asuh Orang Tua yang Melahirkan Generasi Stroberi Menurut Prof Rhenal Kasali



Generasi Stroberi  adalah sebutan untuk  anak  masa kini yang memiliki karakteristik yang kreatif, cerdas, berpendidikan tinggi, namun mereka sangat rapuh.

Diibaratkan buah stroberi yang berwara merah muda terlihat cerah merona, lucu cantik, mungil, begitu indah namun ternyata buah stroberi bila ditekan sedikit, dia mudah rusak, mengeluarkan air dan penyek.

Nah itulah gambaran  generasi stroberi . Terlihat indah namun, rapuh, mudah putus asa dan tidak mampu bertahan dalam kehidupan yang keras.

Namun  generasi stroberi  ini lahir atas dasar perlakuan dan  pola asuh  orang tua yang membentuk mereka menjadi stroberi.



Artinya  generasi stroberi  lahir dari  pola asuh  stroberi.

Menurut Prof  Rhenald Kasali  Ada 13 perlakuan atau  pola asuh  yang diterapkan  orang tua  pada  anak -anaknya dan memberikan pengaruh,  anak  tumbuh menjadi  generasi stroberi .

Mentalitas korban (Menganggap dirinya adalah korban dari suatu keadaan)

Ketika  anak  tidak berhasil, maka orang tua tidak boleh berpikir untuk mencari empati, kepada orang lain, bahwa anaknya adalah korban.

Contohnya begini: Saat  anak  Anda baru berhasil menepati posisi peringkat kedua, maka Anda sebagai orang tua mencari simpati bahwa, seharusnya  anak  Anda yang juara.

Orangtua  berpikir dan beralasan bahwa anaknya kalah karena yang ada pada pertama seseorang yang dekat dengan guru, keluarga terpandang dan segala posisi lainnya.


Anda menganggap saingan  anak  Anda melakukan keadaan.


Hargailah  anakanak  dengan prestasi yang ia raih, tanpa harus dibebani dengan sinkronisasi dan pandangan dan pikiran negatif lainnya.Tidak mengajarkan rasa berdosa dengan benar.


Perlu diingat bahwa ketika  anak  melakukan sesuatu, harus dipastikan bahwa sesuatu tersebut tidak merugikan orang lain.


Misalnya,  anak  Anda tidak belajar dan kemudian dia diberi contekan.


Maka Anda sebagai  orang tua  tidak memberikan pengertian namun membiarkannya.


Ingatlah bahwa, sikap orang tua seperti ini akan memupuk rasa tidak bersalah pada  anak .


Maka seharusnya Anda sebagai orang tua yang berani mengatakan bahwa perbuatan tersebut adalah salah. Biarkan  anak  Anda berusaha dan jujur. Karena lulus dengan contekan tidak membangun integritas dan rasa bersalah  anak . Menjadikan  anak  sebagai pusat perhatian .

Memberikan pujian kepada anak adalah baik, dan berdampak positif bagi perkembangannya.


Namun memberi pujian setinggi langit, secara berlebihan akan membuat anak merasa terbiasa. Selalu dilayani bukan melayani.


Merasa dirinya yang paling baik dan akan tumbuh menjadi anak yang tidak bisa mengapresiasi orang lain.Menghindari ketakutan.


Tidak sedikit orang tua yang membangun jiwa anaknya berani, atau tidak takut untuk hal yang negatif.


Tidak takut berbohong, karena selalu dilindungi orang tua. Tidak takut pada orang yang lebih tua karena selalu dianggap benar oleh orang tua.


Anak harus diajar berani namun berani pada kondisi yang benar artinya di sisi lain anak-anak tetap harus punya rasa takut. Takut akan penyakit, takut berbuat hal yang merugikan orang dan takut untuk hal-hal yang tidak benar.


Anak harus diajar disiplin, dan memahami arti sangsi ketika anak melakukan kesalahan.




(***)