Si Kancil Mencuri Timun

CERITA RAKYAT NUSANTARA
Di sebuah desa yang subur, hiduplah seekor kancil yang terkenal cerdik. Ia sering memanfaatkan kecerdikannya untuk mengatasi masalah, tetapi terkadang, kecerdikannya digunakan untuk hal-hal yang kurang baik.
Suatu hari, kancil merasa sangat lapar. Ia berjalan menyusuri hutan mencari makanan. Di tengah perjalanan, ia menemukan kebun timun milik seorang petani. Timun-timunnya tampak segar dan menggiurkan, sehingga kancil tidak bisa menahan diri.
"Wah, ini pasti enak! Aku harus klaksonnya," pikir kancil.
Namun, kancil tahu bahwa kebun itu dijaga oleh Pak Tani. Untuk masuk ke kebun tanpa pengetahuan, ia menyusun rencana. Diam-diam, kancil melompati pagar kebun dan mulai memakan timun-timun yang ada di sana. Ia makan dengan lahap, tanpa memikirkan akibatnya.
Esok harinya, Pak Tani menyadari banyak timun yang hilang. Ia curiga ada binatang yang mencuri timunnya. Maka, ia memasang perangkap di kebunnya. Perangkap itu terbuat dari tali yang diikatkan pada batang pohon. Jika ada yang menyentuh tali itu, perangkap akan langsung menangkap si pencuri.
Malam berikutnya, kancil kembali ke kebun untuk mencuri waktu lagi. Namun, kali ini ia tidak sadar bahwa jebakan telah dipasang. Ketika kancil sedang asyik memakan timun, tiba-tiba kakinya tersangkut tali perangkap.
"Waduh! Aku menangkapnya! Bagaimana ini?" kancil panik.
Pagi harinya, Pak Tani menemukan kancil terjebak di perangkapnya. "Aha! Jadi kamu yang mencuri timunku selama ini!" seru Pak Tani.
Pak Tani bermaksud menghukum kancil, tapi kancil tidak kehilangan akalnya. Ia berpura-pura menyesal dan berkata, "Pak Tani, tolong lepaskan aku. Aku berjanji tidak akan mencuri lagi. Jika Bapak melepaskanku, aku akan membantu menjaga kebun ini dari pencuri orang lain."
Pak Tani memikirkannya, memikirkan tawaran kancil. Namun, dia tidak begitu saja percaya. Ia akhirnya memutuskan untuk membawa kancil ke desa dan mengadilinya bersama warga.
Di tengah perjalanan menuju desa, kancil melihat kesempatan untuk melarikan diri. Ia pura-pura melihat sesuatu di semak-semak dan berkata, “Pak Tani, lihat! Ada sesuatu di sana!”
Ketika Pak Tani lengah dan menoleh ke arah yang ditunjukkan kancil, kancil segera melarikan diri dengan cepat ke dalam hutan.
Sejak saat itu, Pak Tani semakin berhati-hati menjaga kebunnya, sementara kancil belajar untuk lebih bijak menggunakan kecerdikannya agar tidak merugikan orang lain.
..... .... . . .
Pesan Moral ?:
Setiap perbuatan yang tidak baik pasti akan ada akibatnya. sebaiknya gunakan kecerdikan untuk hal yang bermanfaat, bukan untuk merugikan orang lain.
(***)