Tupai yang Rakus

CERITA DONGENG MENARIK ????????
Di tengah hutan lebat yang hijau, hiduplah seekor tupai kecil bernama Tiko. Ia adalah tupai yang ceria dan lincah, tetapi memiliki satu kebiasaan burukāia sangat rakus. Berbeda dengan tupai-tupai lain yang mengumpulkan makanan untuk bertahan hidup, Tiko makan bukan karena lapar, melainkan karena ia menyukai makanan dan tidak bisa berhenti makan.
Setiap hari, ia berpindah dari satu cabang ke cabang lain, mencari kacang, biji-bijian, dan buah-buahan. Saat teman-temannya sibuk mengumpulkan persediaan untuk musim dingin, Tiko malah asyik menonton tanpa memikirkan masa depan.
Suatu hari, sahabatnya, seekor tupai betina bernama Kiri, melihat kebiasaan buruk Tiko dan mencoba mengingatkannya.
"Tiko, kamu harus mulai menyimpan makanan untuk musim dingin. Salju akan turun sebentar lagi, dan kamu tidak akan bisa menemukan makanan sebanyak sekarang," kata Kiri dengan nada khawatir.
"Ah, masih banyak makanan di hutan! Aku bisa makan kapan saja," jawab Tiko dengan santai sambil menyalakan sebutir kacang besar.
Meskipun Kiri terus mengingatkannya, Tiko tetap tidak mau mendengarkan. Ia berpikir bahwa hutan ini akan selalu menyediakan makanan berlimpah, jadi mengapa harus repot-repot menimbun persediaan?
Hari-hari berlalu, dan musim dingin datang lebih cepat dari yang diperkirakan. Salju mulai turun dengan derasnya, menutupi seluruh hutan dengan selimut putih yang tebal. Pohon-pohon yang sebelumnya rimbun kini kering dan tidak lagi menghasilkan buah. Tanah yang dahulu penuh dengan biji dan kacang kini terkubur di bawah lapisan es.
Tupai-tupai lain yang rajin mengumpulkan makanan merasa tenang di dalam sarang mereka. Mereka menikmati persediaan yang sudah mereka kumpulkan dengan susah payah.
Namun, Tiko mengalami nasib yang berbeda.
Perutnya mulai keroncongan, dan tidak ada satu pun makanan yang tersisa untuknya. Ia mencari ke sana kemari, mengorek-ngorek salju, tetapi tidak menemukan apa pun. Ia mulai menyesali keputusannya.
"Kenapa aku tidak mendengarkan Kiri?" pikirnya sambil mengusap-usap yang kosong.
Karena kelaparan yang tidak terpotong, ia akhirnya pergi ke rumah Kiri. Dengan wajah memelas dan tubuh yang lemah karena tidak makan, ia mengetuk pintu sarang sahabatnya itu.
"Kiri, bolehkah aku meminta sedikit makanan?" tanyanya dengan suara lemah.
Kiri menghela napas. "Aku sudah mengingatkanmu, Tiko. Tapi karena kau temanku, aku akan berbagi sedikit. Tapi ingat, musim dingin masih panjang, dan aku juga harus menghemat makananku."
Tiko menerima makanan itu dengan penuh rasa bersalah. Ia menyadari betapa pentingnya berpikir ke depan dan tidak hanya memikirkan kesenangan sesaat.
Musim dingin yang panjang pelajaran menjadi berat bagi Tiko. Ia harus bertahan dengan sedikit makanan yang diberikan oleh Kiri, dan itu tidak mudah. Ia merasa lapar hampir setiap hari dan tidak bisa bermain dengan ceria seperti biasanya.
Ketika musim dingin akhirnya berakhir dan salju mulai mencair, Tiko belajar dari kesalahannya. Ia tidak lagi hanya memikirkan makan sebanyak mungkin. Sebaliknya, ia mulai mengumpulkan dan menyimpan makanan dengan bijak, memastikan bahwa di musim dingin berikutnya, ia tidak akan mengalami kelaparan lagi.
Dan benar saja, ketika musim gugur tiba kembali, Tiko adalah salah satu tupai paling rajin di hutan. Ia tetap ceria dan lincah, tetapi sekarang ia juga bijaksana dan berpikir ke depan.
Kiri melihat tersenyum perubahan sahabatnya. "Aku bangga padamu, Tiko. Sekarang kau sudah mengerti pentingnya menabung makanan."
Tiko mengangguk dan tersenyum. "Terima kasih sudah mengingatkanku, Kiri. Aku tidak akan mengulangi kesalahan itu lagi."
.
.
.
---------
Pesan Moral ?:
1. Jangan hanya memikirkan kesenangan saat ini tanpa memikirkan masa depan.
2. Bersiaplah menghadapi kesulitan sebelum terlambat.
3. Belajarlah dari kesalahan agar menjadi lebih baik di masa depan.
4. Jangan rakus, karena keserakahan bisa membawa kesulitan.
5. Sahabat sejati adalah mereka yang peduli dan mau mengingatkan kita saat kita melakukan kesalahan.
.
.
(***)