Robert Wolter Monginsidi, Salah Satu Pahlawan Nasional Indonesia

Berikut kisah heroik Robert Wolter Monginsidi, salah satu pahlawan nasional Indonesia:
Latar Belakang
Robert Wolter Monginsidi lahir di Malalayang, Manado, Sulawesi Utara pada tanggal 14 Februari 1925. Ia tumbuh sebagai pemuda yang cerdas dan bersemangat, bahkan sempat menjadi guru bahasa Jepang di masa pendudukan Jepang. Setelah Jepang menyerah dan Belanda kembali ingin menjajah Indonesia, Monginsidi ikut bergerak dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan di Makassar.
Perjuangan
Pada tahun 1946, Monginsidi bergabung dengan Laskar Pemberontak Rakyat Indonesia Sulawesi (LAPRIS), sebuah organisasi perjuangan bersenjata melawan Belanda di Sulawesi Selatan.
Ia dikenal berani memimpin aksi-aksi gerilya melawan tentara Belanda, meski dengan senjata yang terbatas.
Salah satu aksinya adalah menyerang pos-pos Belanda dan menyelamatkan rakyat dari tekanan serta kekejaman kolonial.
Semangat juangnya membuatnya ditunjuk sebagai salah satu komandan lapangan.
Penangkapan dan Hukuman Mati
Pada tanggal 28 Februari 1947, Monginsidi ditangkap Belanda setelah beberapa kali lolos dari kenyamanannya.
Ia sempat melarikan diri, namun tertangkap lagi pada tahun 1948.
Belanda menjatuhkan hukuman mati kepadanya.
Menjelang eksekusi pada tanggal 5 September 1949 di Makassar, Monginsidi tetap tegar. Ia menolak penutup mata, dan berseru:
“Hidup Indonesia Merdeka!”
Teriakan itu menjadi simbol keberaniannya hingga peluru menembus tubuhnya.
Penghormatan
Setelah wafat, jasadnya dimakamkan di Makassar, kemudian dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Makassar.
Pemerintah RI menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional pada tahun 1973.
Namanya diabadikan menjadi nama jalan di kota Makassar, sekolah, hingga Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado yang memiliki terminal bernama Wolter Monginsidi.
???? Kisah heroik Monginsidi dikenang karena semangat pantang menyerah, keberanian menghadapi maut, serta tekadnya untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia meski harus mengorbankan nyawa.
(***)